Investor pasar modal bukukan transaksi Rp 5,9 Triliun

id Investor, investasi, Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Palembang , BEI, Early Saputra, penurunan harga komoditas,

Investor pasar modal bukukan transaksi Rp 5,9 Triliun

Ilustrasi - Layanan BKPM (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

....Jika dibandingkan tahun lalu, tentunya tahun 2016 lebih baik, apalagi daerah ini masih dipengaruhi penurunan harga komoditas....
Palembang (ANTARA Sumsel) - Investor pasar modal di Sumatera Selatan membukukan nilai transaksi Rp5,9 triliun hingga Agustus 2016 yang sekaligus menunjukkan bahwa produk saham, reksadana, dan lainnya telah menjadi pilihan investasi di daerah ini.

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Palembang Early Saputra di Palembang, Senin, mengatakan selain capaian dari nilai transaksi juga tercatat terdapat 1.386 investor baru sejak awal tahun.

"Jika dibandingkan tahun lalu, tentunya tahun 2016 lebih baik, apalagi daerah ini masih dipengaruhi penurunan harga komoditas," kata dia.

Pada 2015, tercatat nilai transaksi mencapai Rp2,8 triliun dengan penanda id investornya (SID) sebanyak 7.927 dan jumlah id investor di tiap perusahaan sekuritas (SRE) 6.852.

"Selain dari lonjakkan nilai transaksi, SRE juga mengalami peningkatan 1.534 sepanjang tahun ini," kata dia.

Peningkatan ini terjadi antara lain karena banyak investor yang memiliki lebih dari satu akun, seperti membuka akun di Mandiri Sekuritas, BNI Securities.

Terkait siklus nilai transaksi, Early mengatakan terbilang merata di setiap bulannya dengan rata-rata Rp500 miliar sampai Rp900 miliar, hanya saja pada Juni terjadi lonjakan transaksi yang cukup besar mencapai Rp1,2 triliun.

"Dengan realisasi ini dapat juga dikatakan jika masyarakat Sumsel sekarang sudah mulai melek dengan investasi pasar modal," kata dia.

Early menambahkan, pertumbuhan investor Sumsel di pasar modal juga tidak lepas dari peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akademisi, dan sejumlah instasi keuangan lainnya selalu memberikan edukasi mengenai manfaat dari investasi yang benar.

Hal ini juga didukung dengan munculnya produk saham mikro yakni dapat menjadi investor dengan modal awal hanya Rp100 ribu.

Lantaran itu, BEI Palembang menargetkan hingga akhir tahun mampu menambah setidaknya hingga 500 investor baru yang bukan hanya dari Palembang tapi dari kabupaten/kota.

Pengamat Pasar Modal Sumsel, Janardono menilai Sumsel memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat meramaikan perdagangan di BEI.

Bukan hanya dari sisi investornya, sejumlah perusahaan yang berdomisili di Sumsel juga berpotensi untuk menjadi emiten di lantai bursa.

"Peran pemerintah daerah hendaknya dapat lebih aktif lagi dalam mendorong BUMD agar mau `go public`," kata dia.