Menkes: Tugas apoteker berat

id menkes, apoteker, obat, peracik obat, pembuat obat, obat asli, obat palsu, kadar obat, pasien sakit

Menkes: Tugas apoteker berat

Hasil tanaman obat-obatan (apotek hidup) (FOTO ANTARA)

Yogyakarta (ANTARA Sumsel) - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menegaskan tugas apoteker relatif cukup berat karena harus mengetahui perbedaan obat asli dan palsu serta tepat dalam pemberian obat.

"Tugas apoteker yang memberikan obat kepada pasien merupakan beban berat. Apoteker bertanggung jawab dalam pemberian obat kepada pasien," kata Nila saat membuka Rapat Kerja Nasional dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) di Yogyakarta, Selasa.

Menurut Menkes, apoteker memiliki kompetensi untuk tahu mana obat asli atau palsu karena mereka telah dibekali ilmu mengenai hal itu. Apoteker adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap pemberian obat kepada pasien.

Apoteker juga mempunyai kompetensi dalam pengawasan dan meminimalisasi peredaran dan penyebaran obat palsu.

"Jadi, tugas apoteker itu cukup penting. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak meremehkan pekerjaan apoteker," katanya.

Menkes juga mengimbau masyarakat agar membeli obat di toko-toko resmi dan apotek yang menjual obat resmi serta perlu memperhatikan penjualan obat secara "online". Masyarakat jangan membeli obat secara sembarangan.

Ia mengatakan bahwa saat ini ada sekitar 40.000 apoteker di Indonesia, tetapi distribusinya masih belum merata. Hal itu disebabkan banyak wilayah di Indonesia tidak mempunyai apotek.

Berkaitan dengan hal itu, Kementerian Kesehatan memetakan wilayah yang masih kekurangan tenaga kesehatan termasuk apoteker.

"Ada pembahasan serius mengenai distribusi tenaga kesehatan termasuk apoteker ke seluruh wilayah Indonesia. Kami akan berkoordinasi dengan kementerian lain, seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara," katanya.

Ketua Umum Pengurus Pusat IAI Nurul Falah Edi Pariang mengatakan bahwa pertemuan bertema "Developing Pharmacist Role for Better Quality of Life in AEC" itu digelar selama 3 hari, mulai 27 hingga 29 September 2016.

Pertemuan yang diikuti 1.800 apoteker yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia itu merupakan agenda tahunan yang untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme apoteker yang berada di bawah organisasi IAI.

"Pertemuan itu sekaligus untuk saling berbagi ilmu dan pengetahuan terkini mengenai kefarmasian yang semakin berkembang," kata Nurul.