Pekanbaru (ANTARA Sumsel) - Satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mendeteksi 12 titik panas berada di Sumatera dengan tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di atas 50 persen.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Senin, berujar, jumlah titik panas tersebut tergolong fluktuatif di awal pekan ini karena cuma tersebar di dua provinsi.
"Pagi ini, terpantau satelit 12 titik panas di Sumatera dengan wilayah penyebaran berada di Aceh 10 titik dan Sumatera Utara dua titik. Sedangkan di Riau, tidak terdeteksi atau nihil," ucap dia.
Jumlah titik panas tersebut berdasarkan rilis oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dari pantauan sensor modis pada citra satelit milik NASA yakni Aqua dan Terra.
Ia berkata tidak ditemukan titik panas di Riau karena provinsi itu telah memasuki musim hujan periode kedua tahun ini, setelah melewati masa peralihan atau pancaroba dari musim kemarau.
Data pihaknya, dari kemarin sampai pukul 7.00 WIB, sejumlah wilayah di Riau terpantau turun hujan seperti Kota Pekanbaru 19,7 milimeter (mm) dan Rokan IV Koto di Kabupaten Rokan Hulu 8,2 mm.
Lalu Bangkinang di Kabupaten Kampar tercatat 7,8 mm, Tembilahan di Kabupaten Indragiri Hilir terdata satu mm dan Koto Kampar di Kabupaten Kampar 0,8 mm.
"Hujan masih berpeluang terjadi hari ini di wilayah Riau bagian Utara pada pagi hari dan daerah lainnya pada siang, sore, malam dan dini hari dengan intensitas ringan disertai petir dan angin kencang," kata Slamet.
Tim Udara Satuan Tugas (Satgas) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau kemarin dilaporkan mengaku, telah menyebar 59,64 ton garam untuk modifikasi cuaca supaya terjadi hujan buatan sebagai tindakan pencegahan.
"Total garam disebar hingga hari ini, berjumlah 59,64 ton garam. Sementara tersisa 15,48 ton garam lagi," kata anggota tim udara Satgas siaga darurat Karhutla Riau, Mayor Ferry Duwantoro.
Pemerintah Provinsi Riau telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku selama enam bulan atau terhitung mulai awal Juni hingga 30 November 2016.
Satgas Karhutla Provinsi Riau telah dilengkapi enam unit helikopter dan dua unit pesawat untuk melakukan operasi pencegahan dan penanggulangan seperti melakukan pengeboman air dari udara.
Yakni dua unit helikopter jenis MI-8, lalu satu unit jenis MI-171, satu unit jenis Sikorsky, satu unit jenis Bolkow 105 dan dua unit pesawat Air Tractor.
Satgas juga dibantu satu unit pesawat jenis Cassa untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan di Riau .
Data terakhir dirilis Satgas menyebut, karhutla di daerah tersebut hampir terjadi secara merata baik di wilayah pesisir maupun daratan.
Tercatat tahun 2016 dari Januari hingga kini, karhutla telah menghanguskan sekitar 3.743 hektare dan menetapkan 93 orang tersangka perorangan, termasuk dua korporasi yakni PT WSSI dan PT SSP.
Berita Terkait
BMKG pantau titik panas di Way Kanan
Minggu, 24 September 2017 17:26 Wib
BMKG: Titik panas tak terpantau di Lampung
Selasa, 1 Agustus 2017 0:07 Wib
Titik panas bertambah menjadi 14 di Aceh
Sabtu, 22 Juli 2017 16:54 Wib
BMKG: 19 titik panas terdeteksi di Sumatera
Kamis, 29 Juni 2017 16:21 Wib
Satelit deteksi 18 titk panas di Sumatera
Minggu, 9 Oktober 2016 15:36 Wib
13 titik panas terdeteksi di Sumsel
Minggu, 4 September 2016 18:53 Wib
Satelit deteksi 173 titik panas di Sumatera
Senin, 8 Agustus 2016 11:20 Wib
Walhi Sumsel: penegakkan hukum kunci atasi kabut asap
Jumat, 28 Agustus 2015 18:16 Wib