Usai dihukum guru siswa jantung bocor sakit

id murit, guru, dihukum guru, kesalahan siswa, ,siswa sakit

Usai dihukum guru siswa jantung bocor sakit

Ilustrasi- Sejumlah wali murid kelas 1 Sekolah Dasar tengah menunggui anak mereka yang berpamitan dengan guru usai mengikuti pelajaran pada hari pertama belajar di Sekolah Dasar Negeri 139 Palembang, Senin (15/7). (Foto Antarasumsel.com/13/Feny Selly

Negara (ANTARA Sumsel) - Usai dihukum "push up" oleh gurunya, Muhammad Surya Pratama Harjo (14), siswa kelas VIII, SMP Negeri 4 Negara, yang menderita jantung bocor, sakit dan dirawat di RS Sanglah, Denpasar, Bali.

"Bahkan pihak rumah sakit merujuk anak saya itu ke RS Harapan Kita di Jakarta. Tapi karena belum memiliki biaya, kami belum bisa memenuhi rujukan tersebut," kata Agus Suseno, ayah Pratama, di rumahnya BTN Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Minggu.

Ia mengatakan, anaknya tersebut mendapatkan hukuman dari guru kesenian di SMP tersebut bulan Agustus, karena lupa membawa buku gambar, karena sebelumnya tidak masuk sekolah disebabkan sakit.

Menurutnya, oknum guru itu menyuruh anaknya "push up" 30 kali serta bersih-bersih sekolah, padahal saat baru masuk sekolah tersebut dirinya sudah bersurat ke guru Bimbingan Konseling kalau anaknya itu menderita jantung bocor, sehingga tidak pernah ikut olahraga.

"Dua hari setelah mendapat hukuman tersebut, anak saya sakit dan dirawat di RS Negara, kemudian dirujuk ke RS Sanglah. Sementara ini saya bawa pulang, sambil rawat jalan," ujarnya.

Ia mengatakan, dari pemeriksaan dokter, jantung anaknya bengkak hingga menjalar ke paru-paru, yang menyebabkannya sering sesak nafas.

Karena anaknya sakit setelah menjalani hukuman dari guru, ia menyayangkan, guru bersangkutan yang tidak pernah menjenguk anaknya apalagi meminta maaf.

Menurutnya, setelah dihubungi Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Jembrana I Nengah Alit yang kebetulan berjumpa di rumah sakit, kepala sekolah sempat menjenguk anaknya, namun bukan itu yang diinginkan keluarga.

"Kami ingin guru yang bersangkutan datang dan minta maaf. Seolah-olah dia tidak peduli dengan dampak hukuman yang diberikannya terhadap anak saya," katanya.

Sementara Pratama mengatakan, selain dirinya, ada enam murid lainnya yang dihukum sejenis oleh oknum guru tersebut.

Kepala SMP Negeri 4 Negara Made Sunariana saat dikonfirmasi awak media mengatakan, dirinya sudah bertemu keluarga dan masalahnya sudah selesai.

Karena mengaku masih ada acara keluarga, ia mengatakan, dirinya belum bisa menjelaskan panjang lebar, termasuk soal oknum guru yang memberikan hukuman tersebut.

"Saya masih ada acara keluarga. Yang memberikan hukuman itu guru honorer, saya berjanji akan menjelaskannya," katanya.

Sedangkan Alit membenarkan dirinya bertemu dengan keluarga Pratama saat masih di rawat di RSU Negara, karena kebetulan adiknya juga sedang menjalani rawat inap.