Kualitas lingkungan hidup secara global terus menurun

id lingkungan, alam, tumbuhan, Anggota DPRD Sumatera Selatan Sri Mulyadi

Kualitas lingkungan hidup secara global terus menurun

Puluhan juta burung migran dari berbagai belahan dunia menetap sementara di Semenanjung Taman Nasional Sembilang, Sungai Bungin, Banyuasin, Sumsel. (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Anggota DPRD Sumatera Selatan Sri Mulyadi menyatakan kondisi kualitas lingkungan hidup secara global terus menurun, hal ini juga terjadi di Indonesia.

Anggota DPRD Sumatera Selatan Sri Mulyadi menyampaikan hal itu terkait dengan rancangan peraturan daerah tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Palembang, Kamis.

Menurut dia, Sumatera Selatan yang meliputi 17 kabupaten/kota juga banyak mengalami persoalan lingkungan hidup, di antaranya degradasi hutan akibat alih fungsi hutan, pembalakan, pertambangan dan kebakaran lahan gambut.

Sedangkan di sektor industri banyak terdapat pabrik seperti pabrik pengolahan kelapa sawit dan lain-lain yang ada di hampir semua kabupaten, katanya.

Ia mengatakan, dalam menghadapi persoalan kualitas lingkungan hidup yang terus menurun ini tentunya diperlukan langkah-langkah dan terobosan-terobosan, baik di tingkat global maupun di tingkat lokal Sumsel.

Dengan adanya perda itu nantinya diharapkan dapat lebih mengoptimalkan upaya perlindungan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup di Sumsel, dan mendukung program green growth yang telah dicanangkan oleh Pemprov Sumatera Selatan, ujarnya.

Sementara juru bicara fraksi Partai Gerindra DPRD Sumsel Asgianto menyatakan, pertumbuhan penduduk dan melemahnya ekonomi baik global maupun khusus di wilayah Sumsel adalah faktor utama penyebab kecendrungan masyarakat untuk mencari jalan pintas dalam mengelola lahan, di samping masih sangat rendahnya kesadaran masyarakat dalam memelihara lingkungan untuk keselarasan ekosistem.

Ia menyampaikan, fraksi itu memandang bahwa melindungi dan menjamin kelangsungan hidup tidak dapat dilakukan secara parsial.

Akan tetapi, harus dilakukan secara integral dan berkesinambungan dengan mempertimbangkan faktor masalah dalam masyarakat pada umumnya, yaitu lemahnya tingkat ekonomi ataupun daya beli dan mahalnya harga kebutuhan barang pokok dan tingginya biaya dalam pengelolaan lahan, katanya.