45 Warga Ogan Komering Ulu terkena DBD

id Dbd, sakit dbd, aku, wabah dbd

45 Warga Ogan Komering Ulu terkena DBD

Ilustrasi Nyamuk dbd (Foto istimewa)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Sebanyak 45 orang warga Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan selama periode Januari-Juli 2016 terjangkit penyakit demam berdarah, namun tidak menimbulkan korban jiwa.

Warga Ogan Komering Ulu (OKU) yang terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) itu berusia antara 1-15 tahun, namun berkat penanganan cepat dari instansi terkait sehingga tidak menimbulkan korban jiwa dan tidak menjadi kejadian luar biasa (KLB), kata Kabid Pemberantasan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2pl) OKU, Erwin Akil melalui staf Pengolahan Program DBD, Netty Martini di Baturaja, Rabu.

Ia menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun di Dinas Kesehatan setempat pada Januari hingga Juli 2016 tercatat 45 orang warga di daerah itu sempat dirawat di rumah sakit, karena positif menderita DBD.

"Banyak warga terkena DBD pada Februari hingga Maret 2016, dimana angkanya mencapai 31 orang, namun pada bulan berikutnya penderita menurun, bahkan pada Agustus hingga September 2016 angkanya nihil," kata dia.

Kondisi itu sendiri terjadi karena penanganan cepat yang dilakukan Dinkes.

"Begitu ada lonjakan pasien DBD di puskesmas dan rumah sakit, kami langsung menurunkan petugas ke lapangan guna melakukan pengasapan untuk membasmi nyamuk dewasa," katanya.

Selanjutnya Dinkes juga proaktif membagikan bubuk abate secara gratis kepada warga untuk membasmi jentik nyamuk di tempat penampungan air.

"Kami juga membagikan ribuan lembar kelambu secara gratis kepada warga, sehingga angka penderita DBD bisa ditekan seminimal mungkin," katanya.

Lalu pihaknya juga giat mensosialisasikan kepada masyarakat agar membiasakan diri melakukan pola hidup bersih dengan menggalakkan gerakan 3 M yakni menguras, mengubur dan menutup kaleng bekas atau tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Hasilnya lanjut dia, pada April jumlah penderita DBD di OKU langsung turun menjadi delapan orang dan pada Mei hanya tinggal dua orang.

"Alhamdulilah pada Juni 2016 warga yang terkena DBD tinggal satu orang lagi dan dua bulan berikutnya nihil," katanya.