13 titik panas terdeteksi di Sumsel

id titk panas, bmkg, satelit, kebakaran, hutan, lahan, kabupaten, kota, kabut asap

13 titik panas terdeteksi di Sumsel

Helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui udara (water bombing) di Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis (11/8). (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/16/den)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Sebanyak 13 titik panas (hot spot) terdeteksi di sejumlah wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang tergolong cukup rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"Berdasarkan pantauan melalui satelit, hari ini terdapat 13 titik panas di sejumlah kabupaten dan kota dalam provinsi ini, kondisi tersebut perlu diwaspadai agar tidak memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan bencana kabut asap," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purnama, di Palembang, Minggu.

Selain di Sumsel, titik panas juga terdeteksi di dua provinsi terdekat lainnya yakni di Bangka Belitung tercatat sembilan titik panas, dan Lampung tujuh titik panas, katanya.

Menurut dia, titik panas yang terpantau melalui satelit di wilayah Sumatera Selatan dan beberapa provinsi lainnya itu akhir-akhir mulai sering terdeteksi satelit, namun jumlahnya turun naik dan relatif sedikit.

Meskipun jumlahnya masih relatif sedikit, pemerintah daerah dan masyarakat yang berada di daerah yang mulai terdeteksi titik panas diimbau agar meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan terhadap lahan pertanian, perkebunan, dan kawasan hutan.

Dengan kewaspadaan yang tinggi dan pengawasan lingkungan secara maksimal, diharapkan dapat dicegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat menyebabkan terjadinya bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat seperti yang terjadi pada 2015, ujar Indra.

Dai menjelaskan, menghadapi musim kemarau tahun ini dan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi setempat selalu berkoordinasi dengan pihaknya untuk memantau perkembangan titik panas.

Untuk melakukan tindakan antisipatif itu, sejak dua bulan terakhir pihaknya telah mendukung BPBD dengan data-data sejumlah daerah yang terdeteksi titik panas yang berpotensi mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan.

Selain itu, untuk mencegah terjadi bencana kabut asap yang parah pada musim kemarau tahun ini, masyarakat dan perusahaan perkebunan yang berada di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin agar tidak melakukan pembakaran untuk membersihkan lahan dari rumput dan pepohonan.

Melakukan pembakaran lahan pertanian dan perkebunan, bisa menimbulkan bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai akttivitas dan kesehatan masyarakat serta tindakan itu merupakan pelanggaran hukum, kata dia pula.