BMKG: kondisi cuaca di Palembang berawan

id bmkg, cuaca, cuaca sumsel, prakiraan cuaca, cuaca sumsel, palembang

BMKG: kondisi cuaca di Palembang berawan

Pemandangan Kota Palembang dari ketinggian yang diselimuti mendung dan hujan,Senin (13/1). (Foto Antarasumsel.com/13/Feny Selly/Aw)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sumatera Selatan memprakirakan kondisi cuaca di Kota Palembang berawan seperti beberapa hari sebelumnya.

"Hari ini Palembang diprakirakan berawan dengan suhu udara berkisar 24-33 derajat Celsius, kelembapan udara berkisar 58-97 persen, kecepatan anginnya mencapai 15 kilomter per jam dengan arah angin menuju tenggara," kata Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel, Indra Purnama di Palembang, Minggu.

Selain Kota Palembang, 16 kabupaten dan kota Sumatera Selatan lainnya juga diprakirakan berawan seperti Kota Baturaja, Kayu Agung, Muaraenim, Lahat, Musirawas, Sekayu, Pangkalanbalai, Martapura, Muaradua, Indralaya, Tebingtinggi, Pagaralam, Lubuklinggau, Prabumulih, Talangubi, dan Muara Rupit.

Daerah yang diprakirakan berawan itu memiliki suhu udara berkisar 22-34 derajat Celsius, kelembapan udara berkisar 56-98 persen, kecepatan angin sekitar 15 km/jam dengan arah angin daerah ini seluruhnya menuju tenggara, katanya.

Memasuki musim kemarau Juli hingga Agustus 2016 ini diprakirakan masih terdapat cukup banyak hujan atau sering disebut kemarau basah.

Dalam kondisi kemarau basah tahun ini, kemungkinan terjadinya titik api atau "hot spot" yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan penyebab bencana kabut asap relatif kecil, namun penyebab bencana itu harus tetap diwaspadai karena pada kondisi tertentu cuaca sangat panas dan berpotensi munculnya titik panas (hotspot) seperti beberapa hari terakhir.

Berdasarkan data 5 Agustus 2016 terdeteksi empat titik panas atau "hotspot" di sejumlah wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang tergolong cukup rawan kebakaran hutan dan lahan.

Titik panas itu masing-masing terdeteksi satu titik di wilayah Kabupaten Banyuasin, Musirawas, Ogan Komering Ilir, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu, ujarnya.

Titik panas di Sumsel itu akhir-akhir mulai sering terdeteksi satelit, namun jumlahnya turun naik dan relatif sedikit karena masih sering turun hujan.

Meskipun jumlahnya relatif sedikit, pemerintah daerah dan masyarakat yang berada di daerah yang mulai terdeteksi titik panas diimbau agar meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan terhadap lahan pertanian, perkebunan, dan kawasan hutan.

Dengan kewaspadaan yang tinggi dan pengawasan lingkungan secara maksimal, diharapkan dapat dicegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat menyebabkan terjadinya bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat seperti yang terjadi pada 2015, ujar Indra.

Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Yulizar Dinoto menjelaskan bahwa untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang parah seperti musim kemarau 2015, pihaknya berupaya meningkatkan pemantauan kawasan hutan dan lahan di sejumlah daerah rawan terbakar.

"Untuk mencegah terjadinya bencana kabut asap pada tahun ini, memasuki musim kemarau tahun ini, kegiatan pemantauan kawasan hutan dan lahan rawan terbakar lebih ditingkatkan dengan melakukan operasi udara dan darat," ujarnya

Untuk melakukan operasi udara, pihaknya menggunakan dua unit helikopter sedangkan operasi darat pihaknya dibantu personel TNI, Polri, kelompok masyarakat peduli api serta Manggala Agni, ujar Yulizar.