Jakarta (ANTARA Sumsel) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati siap melanjutkan program pembangunan pemerintah untuk memberikan pelayanan yang lebih memadai bagi warga kurang mampu dan masyarakat secara keseluruhan.
"Saya akan melakukan segala upaya untuk mendorong agenda pembangunan Indonesia, dengan tujuan penyediaan layanan yang lebih baik bagi warga miskin dan memastikan masyarakat bisa memperoleh manfaat dari ekonomi yang berkembang," kata Sri dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu.
Sri mengatakan kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan merupakan kehormatan besar, karena bisa melayani pemerintahan saat ini, dan siap melanjutkan program reformasi yang telah berjalan dengan baik
Ia juga mengucapkan terima kasih atas kesempatan berkarir selama enam tahun di Bank Dunia yang terus berkomitmen kepada pengentasan kemiskinan dan pembagian kesejahteraan.
Untuk itu, Sri mengaku siap bekerja sama dengan Bank Dunia maupun lembaga multilateral lainnya untuk menjawab berbagai tantangan maupun persoalan dalam pembangunan.
"Meskipun lembaga multilateral dianggap kurang populis di berbagai dunia, namun keberadaannya tetap dibutuhkan. Saya tetap berkomitmen terhadap prinsip tersebut dan siap bekerja sama dengan mitra untuk mengatasi tantangan besar," katanya.
Sri Mulyani Indrawati kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan, setelah sebelumnya mengemban tugas tersebut pada periode 2005-2010, menggantikan Bambang Brodjonegoro.
Wanita kelahiran Bandar Lampung 26 Agustus 1962 ini mulai berkarir di pemerintahan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I.
Sri Mulyani Indrawati menempati posisi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar pada 2005, dan merangkap sebagai pelaksana tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian setelah Boediono menjadi Gubernur Bank Indonesia pada 2008.
Sri kembali menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, namun hanya beberapa bulan menjabat, karena mengundurkan diri pada Mei 2010 untuk mengisi posisi sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Mantan pengamat ekonomi ini menjadi pelopor reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan dan pernah mengawal pelaksanaan "sunset policy" pada 2008, sehingga penerimaan pajak tercapai.
Sebelumnya, lulusan Master of Science of Policy Economics dan PhD of Economics dari University of lllinois Urbana Champaign, Amerika Serikat ini pernah menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-UI).
Mantan Direktur Eksekutif IMF ini pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia dari Majalah Emerging Markets pada 2006, dan terpilih sebagai wanita berpengaruh ke 23 dunia versi Majalah Forbes pada 2008.
Namun, Sri pernah tersangkut kasus penyelamatan Bank Century dan kebijakannya dipertanyakan karena "bail out" tersebut menimbulkan masalah serta dianggap merugikan keuangan negara.
Berita Terkait
OJK temukan 1.151 aktivitas keuangan ilegal di wilayah Sumbagsel
Senin, 15 April 2024 19:05 Wib
Tips melakukan transaksi keuangan di platform digital dengan aman
Selasa, 2 April 2024 20:06 Wib
Ini kiat dari OJK hindari modus pinjol dan investasi ilegal
Selasa, 2 April 2024 15:24 Wib
Kiat menggunakan THR secara bijak berdasarkan skala prioritas
Kamis, 28 Maret 2024 14:42 Wib
OJK sebut kerugian akibat investasi bodong capai Rp139,6 triliun sejak 2017
Selasa, 26 Maret 2024 10:28 Wib
Aceh harapkan BSI beri pelayanan terbaik pada PON
Selasa, 19 Maret 2024 21:12 Wib
BRI Palembang luncurkan program pasar ramadhan untuk mendorong inklusi keuangan
Senin, 18 Maret 2024 22:30 Wib
Satgas hentikan dua entitas lakukan kegiatan keuangan ilegal
Senin, 18 Maret 2024 12:23 Wib