Resensi film: "Star Trek Beyond", mempertahankan perdamaian galaksi

id Star Trek Beyond, star trek, film, sinema, film holywood

Resensi film: "Star Trek Beyond", mempertahankan perdamaian galaksi

Salah satu adegan dalam "Star Trek Beyond". (Paramount Pictures)

Jakarta (ANTARA Sumsel)  Kapten James T. Kirk (Chris Pine) bersama para awak Enterprise sudah melewatkan setengah dari misi lima tahun perjalanan menjelajah luar angkasa.

Saat menjalankan misi penyelamatan, kapal mereka mendadak diganggu tamu tak diundang, alien bernama Krall (Idris Elba) dan anteknya Manas (Joe Taslim) yang mengincar senjata kuno untuk menyerang stasiun luar angkasa Yorktown.

Bencana tak terduga yang merusak kapal membuat para awak terdampar di planet antah berantah bernama Altamid dalam keadaan tercerai berai.

Kapten Kirk terdampar bersama navigator Pavel Chekov (mendiang Anton Yelchin). Spock (Zachary Quinto) jatuh di tempat lain dengan dokter Leonard "Bones" McCoy (Karl Urban).

Sementara itu, Montgomery Scott alias Scotty (Simon Pegg) berjumpa dengan Jaylah (Sofia Boutella), perempuan tangguh misterius yang menyelamatkan nyawanya. Jaylah berjanji membantu Scotty mencari teman-temannya, asal Scotty mau membalas budi.

Mereka berusaha agar dapat berkumpul kembali dan menyelamatkan semua kru yang disandera Krall, termasuk Letnan Nyota Uhura (Zoe Saldana) dan Letnan Hikaru Sulu (John Cho) serta memperingatkan stasiun luar angkasa Yorktown atas bahaya yang mengintai.

"Star Trek Beyond" hadir bertepatan dengan perayaan 50 tahun serial yang diciptakan Gene Roddenberry.

Sekuel ketiga dari reboot yang pertama kali dibuat J.J Abrams pada 2009 ini dibesut oleh sutradara Justin Lin yang sebelumnya menggarap beberapa film "The Fast and the Furious".

Abrams yang menyutradarai dua film sebelum "Beyond" memilih Justin Lin untuk menggantikannya karena kecintaannya pada Star Trek.

"Saya tahu dia pasti bisa menangani adegan-adegan laga, tapi yang paling saya suka adalah ia benar-benar mengenal karakter tersebut. Dia orang yang cocok," kata Abrams yang kini menjadi produser.

Ketimbang dua film sebelumnya, jalan cerita "Beyond" paling mengingatkan pada petualangan dalam serial asli Star Trek.

    
   Jenaka

Film pertama pada 2009 berkisah tentang proses pembentukan kru yang nantinya menjadi kelompok solid layaknya keluarga. Sekuelnya memperlihatkan ketika kelompok itu harus bekerja sama menghadapi ancaman baru.

Pengambilan gambar yang berlatar belakang planet Altamid dilakukan di Vancouver, sedangkan syuting stasiun luar angkasa Yorktown yang futuristik dengan segala macam spesies makhluk hidup berlokasi di Dubai.

Skenario "Star Trek Beyond" yang digarap oleh Simon Pegg dan Doug Jung berisi bumbu jenaka di sela adegan penuh aksi menegangkan. Interaksi kocak antara Spock-Bones yang karakternya berseberangan sehingga menimbulkan adu mulut patut dinantikan.

Kepergian aktor Leonard Nimoy, pemeran Spock dalam serial asli Star Trek yang tutup usia pada Februari 2015, juga dikenang dalam "Star Trek Beyond".

Di dalam skenario, Spock merasakan duka mendalam kala mendengar kabar duka bahwa "Spock Prime" (Nimoy menjadi kameo dalam film "Star Trek Into Darkness" yang tayang pada 2013) telah meninggal. Kesedihan yang terlihat di kamera juga dirasakan Zachary Quinto yang berteman baik dengan almarhum Nimoy.

Ini pun menjadi film terakhir Anton Yelchin yang tewas pada Juni lalu akibat insiden yang membuatnya terjepit di antara pilar bata dan mobilnya sendiri.

    
    Karakter baru

Mengingat tahun ini adalah perayaan ke-50 tahun Star Trek, tim kostum dan makeup bekerja sama menciptakan 50 ras alien unik dalam "Beyond". Termasuk Jaylah, Krall dan tentunya Manas.

Jaylah si perempuan tangguh terinspirasi dari karakter Jennifer Lawrence dalam film "Winter Bone". Pegg mengemukakan nama "Jaylah" akhirnya diputuskan setelah sekian lama terus menyebut karakter itu sebagai "J-Law".

Dia dideskripsikan sebagai sosok penyendiri, membela dirinya sendiri, dan mencoba bertahan hidup tanpa bantuan orang lain.

Idris Elba tertarik memerankan Krall karena alien itu punya latar belakang masa lalu yang rumit.

Saat pertama kali membicarakan Krall, peraih Golden Globe itu berdiskusi lewat telepon dengan sutradara selama sejam lewat mengenai filosofi si alien yang bertentangan dengan Federasi.

Elba berusaha merumuskan sosok Krall dari A-Z:  cara berbicara, gestur, kondisi fisik hingga apa yang membuatnya berada di pihak yang berseberangan dengan Federasi.

"Jika kau sudah tahu kenapa, maka dia bukan lagi seorang monster. Ada alasan untuk segala perbuatan yang dilakukannya," kata Elba.

Aktor Indonesia Joe Taslim mendampingi Idris Elba sebagai karakter alien bernama Manas. Tawaran menjadi Manas datang dari Justin Lin yang sebelumnya bekerjasama dengan Joe dalam "Fast & Furious 6".

Kesempatan emas itu tidak disia-siakan aktor yang ingin membawa nama Indonesia ke film-film blockbuster. Selama sebulan, Joe mempelajari dialog-dialog dalam bahasa alien.

Joe diberi kebebasan untuk menyampaikan kalimat-kalimat tersebut, seperti nada, intonasi, hingga bagian mana yang sebaiknya dibuat parau.Setelah interpretasinya disetujui, ia harus mempraktikkannya persis seperti itu saat pengambilan gambar.

Joe, Elba dan Boutella sama-sama harus berakting di dalam kostum dan makeup prostetik yang proses pemasangannya memakan waktu lima jam. Mereka didandani sejak dini hari sebelum syuting pagi hari dimulai.

Joel Harlow, pemenang Oscar untuk Tata Rias Terbaik, kerap turun langsung untuk mendandaninya. Tata rias khusus ini tidak berupa topeng, melainkan delapan bagian yang ditempel menutupi kepalanya. Bagian-bagian itu dirancang agar sesuai dengan struktur wajahnya, seperti rahang, tulang pipi dan mata sehingga ekspresi Manas berubah sesuai mimik Joe Taslim.

Makeup prostetik dan kostum Manas memiliki bobot sekitar tujuh kilogram yang bertambah berat ketika Joe bersimbah keringat saat beraksi dalam adegan laga.

Ventilasi di kostum terbatas, sampai-sampai ia harus menelengkan kepala agar keringat yang membanjir dapat keluar dari lubang telinga. Terperangkap dalam kostum dan make up seperti itu selama berjam-jam sempat membuat Joe mengalami klaustrofobia sepekan pertama.

"Star Trek Beyond" mulai ditayangkan pada 20 Juli 2016. Setelah "Beyond", film Star Trek keempat juga telah dipersiapkan dengan membawa kembali Chris Hemsworth sebagai George Kirk, ayah dari Kapten Kirk.