Riset TNI temukan cairan pemadat lahan gambut

id cairan, gambut, kebakaran

Riset TNI temukan cairan pemadat lahan gambut

Ilustrasi---Prajurit TNI berusaha memadamkan api yang membakar lahan gambut di Sumsel. (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Riset yang dilakukan personel TNI jajaran Korem 044/Garuda Dempo bekerja sama dengan relawan di Palembang, Sumatera Selatan berhasil menemukan cairan kimia pemadat lahan gambut.

Komandan Korem 044/Garuda Dempo Kol Inf Kunto Arief di Palembang, mengatakan cairan itu saat ini dalam proses sertifikasi untuk kemudian produksi secara massal terkait pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Riset Army ini dilakukan selama dua bulan saat saya mulai menjabat sebagai Danrem. Awalnya saya berpikir, apa yang harus dilakukan terhadap lahan gambut di saat musim kemarau belum datang untuk mencegah agar tidak terbakar," kata Kunto.

Berdasarkan riset diketahui bahwa saat musim penghujan, lahan gambut yang sangat berongga sehingga dapat dimasuki banyak air.

Lalu pada saat musim kemarau menjadi sangat kering (tidak ada air) dan rongga ini sangat mudah terbakar.

"Lalu saya pikir, artinya harus mencari cara agar rongga ini padat, rapat dan tidak ada oksigen lagi supaya tidak mudah terbakar dan terciptalah cairan Bios ini," kata dia.

Cairan ini sangat mudah dibuat karena menggunakan bahan nabati bersumber dari limbah sawit dengan dicampur sedikit cairan kimia ramah lingkungan.

"Sejauh ini sudah ditebar di sejumlah lahan gambut yang mudah terbakar kira-kira sekitar 25 hektare, terlihat perbedaan mencoloknya karena lahan yang sudah dibom dengan cairan ini sudah berperekat dan tidak dimasukki oksigen," kata dia.

Selama Juli hingga Agustus 2016 ini, personel TNI berkerja meneba cairan Bios di lokasi lahan gambut di Musi Banyuasin, Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir.

"Saat ini tim saya berkejaran dengan waktu sebelum Agustus untuk menebar sebanyak-banyaknya cairan Bios ini. Saya mengajak semua pihak bukan lagi mencari kambing hitam tapi lebih kepada mencari solusi agar karhutla tidak terjadi lagi," kata kata putra Wakil Presiden RI (1993-1998) Try Sutrisno.

Selain menemukan cairan Bios, tim riset TNI ini juga menciptakan busa (foam) penangkap api untuk tindakan pemadaman dan membuat cairan minyak solar dari biji sawit untuk digunakan sebagai sumber energi kendaraan patroli hutan dan lahan.

Sumatera Selatan melakukan rapat koordinasi dengan para pemangku kepentingan meliputi, TNI, Polri, Pemprov, BPBD, BMKG, Dishut, Disbun, dan perusahaan dan asosiasi pengusaha hutan untuk mencegah karhutla 2016.

Daerah ini fokus pada upaya pencegahan setelah sempat menarik perhatian dunia pada saat peristiwa karhutla pada 2015 dengan terbakarnya 736.563 hektare lahan dan 74 persennya berada di dalam area konsesi perkebunan HTI.