Intensitas curah hujan di Sumsel mulai berkurang

id bmkg, cuaca, curah hujan, pancaroba, intensitas curah hujan

Intensitas curah hujan di Sumsel mulai berkurang

Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) (Antarasumsel.com)

...Berdasarkan pengamatan melalui satelit cuaca dan analisis data lapangan, curah hujan pada bulan ini diprakirakan berkisar 200-300 milimeter atau lebih rendah dari bulan sebelumnya...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Provinsi Sumatera Selatan memprakirakan pada Juni 2016 ini itensitas curah hujan di wilayah berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa ini mulai berkurang seiring memasuki musim pancaroba.

"Berdasarkan pengamatan melalui satelit cuaca dan analisis data lapangan, curah hujan pada bulan ini diprakirakan berkisar 200-300 milimeter atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 400 milimeter," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel Indra Purnama, di Palembang, Minggu.

Menurut dia, pada musim peralihan dari musim hujan ke kemarau (pancaroba) ini, masyarakat perlu mewaspadai terjadi angin kencang atau angin langkisau, hujan lebat secara tiba-tiba yang sebarannya tidak merata atau hujan lokal.

Kewaspadaan yang tinggi pada musim pancaroba tersebut, diharapkan bisa dihindari adanya warga yang menjadi korban bencana terutama angin langkisau beberapa waktu lalu menimbulkan banyak kerugian akibat sawah dan rumah warga mengalami ketusakan parah akibat dihantam angin tersebut, katanya lagi.

Dia menjelaskan, berdasarkan pengamatan melalui satelit cuaca, awal musim kemarau di provinsi yang memiliki 17 kabupaten/kota ini diprakirakan pada pertengahan Juli 2016.

"Pada pertengahan Juli 2016 wilayah Sumsel sudah memasuki awal musim kemarau. Kondisi cuaca tersebut sesuai dengan masa musimnya atau masih tergolong normal," ujar Indra lagi.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Yulizar Dinoto mengatakan sejak dua bulan terakhir pihaknya intensif melakukan pemantauan kawasan hutan dan lahan gambut rawan terbakar terutama di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Banyuasin.

"Pemantauan secara intensif dilakukan untuk melakukan pencegahan sejak dini kebakaran hutan dan lahan yang biasa terjadi pada setiap musim kemarau," ujarnya.

Menurut dia, pemantauan kawasan hutan dan lahan yang rawan terbakar dilakukan dengan melakukan patroli melalui udara dan darat.

Pelaksanaan patroli melalui udara itu, BPBD Sumsel mengoperasikan dua unit helikopter, sedangkan patroli darat pihaknya dibantu personel TNI, Polri, kelompok masyarakat peduli api serta Manggala Agni, kata Yulizar pula.