Metode kontrasepsi jangka panjang semakin digemari

id bkkbn, bkkbn sumsel, kepala bkkbn sumsel, ary, goedadi, intra uterine device, iud, kontrasepsi jangka panjang, kontrasepsi

Metode kontrasepsi jangka panjang semakin digemari

Pelayanan KB di daerah terpencil (ANTARA FOTO)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang yakni implant dan Intra Uterine Device (IUD) semakin digemari warga Sumatera Selatan seiring dengan gencarnya edukasi mengenai manfaatnya jika dibandingkan menggunakan pil dan suntik.

Kepala Pewakilan BKKBN Sumsel Ary Goedadi di Palembang, mengatakan, sebanyak 30,11 persen dari pasangan usia subur sudah menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (mkjp) pada 2015.

Sedangkan target dari BKKBN pusat hanya dibebani 18,3 persen pada tahun tersebut.

"Alat kontrasepsi yang dikenal masyarakat sudah cukup banyak mulai dari suntik, pil, spiral, implant. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, BKKBN gencar memperkenalkan spiral dan implant yang memiliki keunggulan dari sisi waktu karena bisa lebih lama. Tidak seperti suntik dan pil yang harus dikonsumsi secara periodik," kata Ary.

Ia mengemukan metode ini sangat dianjurkan bagi perempuan yang ingin membuat jarak kehamilan relatif jauh setelah kelahiran anak pertama.

"Mkjp ini jauh lebih aman, efektif, dan efisien karena memiliki rentang waktu yang lama yakni implant selama tiga tahun dan IUD bisa sampai 10 tahun," kata Ary.

Sehingga, secara kesehatan akan lebih aman, mengingat ke dalam tubuh aseptor tidak dimasukkan zat antibiotik secara periodik seperti saat menggunakan kontrasepsi KB jenis pil atau suntik.

"Satu lagi yang penting, penggunaan pil dan suntik rentan sekali karena jika lupa maka bisa `kebobolan`," ujar dia.

Sumatera Selatan sempat menyandang peringkat sebagai "ratu suntik" karena tingginya penggunaan alat kontrasepsi jenis tersebut.

Namun, seiring dengan gencarnya sosialisasi mengenai mkjp, saat ini jumlah aseptor yang menggunakan implant dan Intra Uterine Device atau spiral bergerak naik sejak 2014.

Pada 2016, Sumsel ditargetkan mencapai persentase 18,80 persen dari pasangan usia subur.