Mentan canangkan gerakan tanam jagung di Banyuasin

id Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, tumpang sari, jagung, gerakan tanam jagung

Mentan canangkan gerakan tanam jagung di Banyuasin

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (dua kanan) didampingi Sekretaris Daerah Mukti Sulaiman (dua kiri) dan anggota DPR RI Syofatillah Mohzaib melakukan penanaman bibit jagung menggunakan alat tanam bibit di lahan kecamatan Tanjung Lago Kabupaten B

Palembang (ANTARA Sumsel) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mencanangkan gerakan menanam jagung di sela tanaman kelapa sawit dan karet di seluruh Indonesia.

Pencanangan gerakan menanam jagung perdana oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman itu dipusatkan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis.

Menurut menteri gerakan penanaman jagung di sela pohon sawit dan karet itu diprogramkan pada lahan tidur seluas 1,4 juta hektare di seluruh Indonesia.

Gerakan menanam jagung itu dilakukan sebagai upaya mengatasi kebutuhan jagung yang masih mengimpor mencapai 3,6 juta ton per tahun.

Setelah melakukan beberapa observasi uji tanam jagung di sejumlah lahan Perhutani melalui tumpang sari atau intercropping lahan karet dan sawit yang cukup berhasil, Kementan mulai melakukan gerakan penanaman jagung seluas 1,4 juta ha di seluruh wilayah Indonesia yang penanaman perdananya dipusatkan di Kabupaten Banyusin.

Pada kesempatan itu, Amran mengatakan bahwa setiap tahunnya Indonesia mengimpor jagung sebanyak 3,6 juta ton atau setara dengan Rp10 triliun.

"Dengan kondisi tersebut, Kementerian Pertanian berinisiatif melakukan integrasi menanam jagung di sela tanaman sawit dan karet di seluruh lahan tidur di Indonesia yang totalnya mencapai 1,4 juta hektare," katanya.

Ia yakin, bila ini berhasil akan memproduksi sekitar enam juta ton jagung dan diharapkan mampu mengatasi masalah impor yang dilakukan selama ini.

"Katakanlah jumlah produksi jagung sekitar enam juta ton saja, maka hal ini sudah bisa mengatasi semua permasalahan yang hari ini baru kita gerakkan karena tahun kemarin baru mulai pengolahan lahan," katanya.

Ia menambahkan, pada 2015 Indonesia mampu mengurangi impor sekitar 45 persen dengan penggarapan lahan yang masih terbatas.

Ia berharap, tahun ini dari gerakan tumpang sari tanam jagung setidaknya menghasilkan satu juta ton jagung, dan ditargetkan pada 2018 lahan yang diintegrasian sudah mampu memenuhi kebutuhan impor selama ini.