Wali Kota ajak tokoh hidupkan budaya Lubuklinggau

id wali kota lubuklinggau, sn prana sohe, lubuklinggau, tokoh lubuklinggau, budaya lubuklinggau, bpnb lubuklinggau

Wali Kota ajak tokoh hidupkan budaya Lubuklinggau

Gubernur Sumsel Alex Noerdin (kanan) ditemani Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe saat Pembukaan Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Selatan X di Stadion Petanang Kota Lubuklinggau, (24/5) Minggu malam (Foto Humas Pemprov Sumsel)

Lubuklinggau (ANTARA Sumsel) - Wali Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, SN Prana Putra Sohe mengajak para tokoh masyarakat, cerdik pandai dan masyarakat adat di setempat untuk menghidupkan budaya Lubuklinggau yang terancam punah selama ini.

Berdasarkan hasil dialog budaya yang diselenggarakan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat di Kawasan Bukit Sulap, Kota Lubuklinggau pekan lalu telah menemukan sembilan budaya yang ada di Kota Lubuklinggau, tapi belum dikembangkan dengan maksimal, kata SN Prana Putra Sohe, Selasa.

Ia menilai kegiatan dialog budaya yang diadakan BPNB Sumbar salah satu upaya menghidupakn dan melestarikan budaya Lubuklinggau yang nyaris terpendam selama ini.

Budaya Kota Lubuklinggau selama ini nyaris terpendam karena pemduduk wilayah itu sebagian besar adalah warga pendatang, dengan demikian masyarakat lokal sulit untuk mengembangkan budaya mereka.

Akibat jumlah pendudukan lokal kalah banyaknya dengan warga pendatang, maka otomatis berpengaruh pada pengembangan budaya Lubuklinggau kedepan.

Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan para tokoh adat, agama, tokoh masyarakat, lembaga adat dan akademisi membangkitkan kembali budaya Lubuklinggau yang terancam punah akibat pengaruh globalisasi teknologi informasi sekarang ini.

"Warga asli penduduk Kota Lubuklinggau saat ini hanya 45 persen, sisanya adalah masyarakat pendatang dari berbagai daerah, sehingga kebudayaan asli Lubuklinggau otomatis sulit berkembang," jelasnya.

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat Jumhari mengatakan kegiaatan dialog budaya di Kota Lubuklinggau itu salah satunya, untuk merevitalisasi kebudayaan agar bisa bangkit dan hidup kembali.

Dengan begitu, Kota Lubuklinggau akan mempunyai kebudayaan asli daerah itu sendiri karena kebudayaan bukan hanya mencakup kesenian tradisi saja, tapi didalamnya banyak yang harus diberdayakan seperti, bagaimana masyarakat hidup bersosial, kesenian, kebiasaan dan masih banyak lainnya.

Ia mengharapkan melalui dialog budaya itu bisa membangun Kota Lubuklinggau melalui kebudayaan, sebab kebudayaan merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang terdahulu, sehingga kebudayaan tetap hidup dan berkembang, ujarnya.

Salah seorang aktor budaya Kota Lubuklinggau H Suwandi Syam mengatakan Lubuklinggau saat ini ada sembilan kebudayaan antara lain budaya kuliner, tata cara pergaulan pemuda dan pemudi, budaya ngadu (ngundang/berasan), kebudayaan bermusyawarah seperti gotong royong, kesenian dan sastra,pakaian adat, budaya bahasa lisan dan tulisan.

Dari jumlah itu yang sudah hilang ditelan masa adalah budaya Ngadu (ngundang), sekarang zaman sudah canggih orang mengundang dalam perkawinan cukup melalui pesan singkat dan telepon.

"Kalau dahulu tradisi ngadu (mengundang) langsung mendatangi rumah-rumah warga untuk mengajak dan memberitahukan bahwasanya ada acara perkawinan dan lainnya, tapi saat ini tradisi itu sudah tidak lagi digunakan," ujarnya.

Namun setelah ada dialog budaya yang diprakarsai BPNP Sumbar itu, menghasilkan solusi bagaimana kebudayaan Lubukliggau tetap hidup dan bekembang mengimbangi kemajuan zaman dan teknologi.

Meskipun kemajuan zaman tak terbendung lagi, namun bisa dimanfaatkan membaut kantong-kantong budaya disetiap kecamatan agar bisa maju dan berkembang.

Untuk menghidupkan kembali kebudayaan Lubuklinggau bisa dilakukan mengemas dalam bentuk video sebagai dokumentasi, sehingga bukti itu memang ada dan kebudayaan itu harus juga diterapkan dalam dunia pendidikan kedepan, katanya.