Dinas Kesehatan tetapkan tiga daerah rawan DBD

id dinas kesehatan musirawas utara, kepala dinkes muratara, gusti rohmani, dbd, demam berdarah dengue

Dinas Kesehatan tetapkan tiga daerah rawan DBD

Ilustrasi - Sejumlah pasien Demam Berdarah dirawat di salah satu lokal di Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang, Sumsel. (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly/16/den)

Musirawas Utara (ANTARA Sumsel) - Dinas Kesehatan Kabupaten Musirawas Utara, Sumatera Selatan, menetapkan tiga daerah rawan serangan penyakit demam berdarah dengue akibat cuaca tak menentu akhir-akhir ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Musirawas Utara Gusti Rohmani di Musirawas Utara, Selasa, menjelaskan ketiga daerah rawan serangan DBD itu adalah Kecamatan Rawas Ilir, Karang Dapo, dan Karangjaya.

Meskipun hingga saat ini belum ada masyarakat berobat karena terserang DBD, pihaknya telah mengantisipasi melalui sosialisasi dan menyediakan sejumlah obat-obatan.

Dalam sosialisasi itu, pihaknya menurunkan petugas ke tiga kecamatan tersebut. Daerah itu akhir-akhir ini juga dilanda banjir bandang dengan waktunya cukup lama dan air merendam rumah warga.

Masyarakat diimbau untuk membersihkan lingkungan dengan menyingkirkan air yang menggenangi sekitar rumah, membuang dan mengubur kaleng yang menampung air karena berpotensi menjadi sarang nyamuk.

"Kita mengharapkan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan memberdayakan lingkungan hidup sehat, baik secara perorangan maupun berkelompok," katanya.

Ia menjelaskan jika lingkungan bersih maka masyarakat tidak mudah terserang DDB.

Selain itu, ujarnya, petugas juga minta kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat, antara lain dengan mengonsumsi banyak air putih.

Dia menjelaskan di setiap puskesmas, katanya, telah disediakan berbagai obat untuk mengantisipasi serangan DBD. Bila masyarakat terasa menggigil atau sakit, diminta cepat minta obat ke puskesmas dan akan diberikan secara gratis.

Selain itu, petugas kesehatan kecamatan juga akan melakukan pengasapan di sekitar rumah warga, khususnya dekat dengan daerah rawa-rawa yang masih banyak tergenang airnya.

Sebanyak tiga kecamatan itu, menjadi langganan banjir dan tergenang air, sedangkan lingkungan salah satu kecamatan tidak bersih dan berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Salah seorang warga Karangjaya, Muhidin, mengatakan lingkungannya kumuh karena tempat masyarakat membuang sampah, terutama setelah akhir pekan, sedangkan di bawahnya terdapat genangan air.

"Kami sudah melaporkan ke petugas kesehatan kecamatan agar sampah itu ditimbun dengan tanah, kalau dibakar tidak bisa karena mengandung air, sedangkan beberapa rumah sekitarnya belum dilakukan pengasapan," ujarnya.