BI tidak revisi pertumbuhan ekonomi Sumsel

id bank indonesia, bi sumsel, Hamid Ponco, ekonomi sumsel, pembangunan, infrastruktur

BI tidak revisi pertumbuhan ekonomi Sumsel

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan Hamid Ponco Wibowo (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly/15/)

....Adanya pembangunan Light Rail Transit (jalur kereta api dalam kota), jembatan, dan jalan tol akan membuat ekonomi Sumsel tetap menggeliat di tahun ini meski harga komoditas anjlok....
Palembang (ANTARA Sumsel) - Bank Indonesia tidak merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan II/2016 karena menilai daerah ini akan tetap tumbuh dikisaran 5,6-6,3 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Provinsi Sumatera Selatan Hamid Ponco Wibowo di Palembang, Senin, mengatakan, berbagai pembangunan infrastruktur yang saat ini dilaksanakan diperkirakan akan tetap menjaga pertumbuhan ekonomi Sumsel sesuai target awal.

"Adanya pembangunan Light Rail Transit (jalur kereta api dalam kota), jembatan, dan jalan tol akan membuat ekonomi Sumsel tetap menggeliat di tahun ini meski harga komoditas anjlok," kata Ponco.

Ia menerangkan saat ini belanja pemerintah akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi, disamping konsumsi masyarakat karena akan ada momen Ramadan dan lebaran.

"Bank Indonesia juga memprediksi konsumsi rumah tangga akan semakin membaik, seiring terjaganya inflasi dan meningkatnya ekspektasi pendapatan," kata dia.

Pemerintah memutuskan merevisi tingkat pertumbuhan ekonomi 2016 dari prediksi awal bakal tumbuh di 5,2 persen.

Pada triwulan kedua, pertumbuhan ekonomi secara nasional direvisi menjadi 5,0 - 5,4 persen.

Keputusan perubahan prediksi ekonomi tersebut berdasarkan hasil perhitungan pada kuartal I-2016.

Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat 4,92 persen, atau meleset dari target yang ditentukan sebesar 5,0 persen.

Hal tersebut tidak berlaku untuk Sumatera Selatan karena pertumbuhan ekonomi triwulan I-2016 berada di atas rata-rata nasional yakni 4,94 persen.

Menurut Ponco pada triwulan dua, pergerakan ekonomi akan lebih massif, dari pengeluaran atau belanja pemerintahan, dan peningkatan dari segi konsumsi karena bertepatan Ramadhan dan Hari Raya.