Pemerintah-Perusahaan-LSM deklarasi pengelolaan lansekap

id mou

Pemerintah-Perusahaan-LSM deklarasi pengelolaan lansekap

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin (kiri) dan Country Manager ZSL Indonesia Hadrianus Andjar Rafiastanto (tengah), dan Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata (dua kanan) menunjukkan papan deklarasi nota kesepahaman (MOU) kemitraan pengelol

Palembang (ANTARA Sumsel) - Para pemangku kepentingan, pemerintah, perusahaan dan lembaga sosial masyarakat mendeklarasikan kesiapan berkolaborasi dalam pengelolaan lanskap berkelanjutan dan pertumbuhan hijau berbasis komoditas perkebunan dan kehutanan di Sumatera Selatan.

Komitmen ini dituangkan dalam nota kesepahaman bersama di Palembang, Kamis, dengan ditandatangani Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Direktur Asia Pulp And Paper Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata dan CEO Yayasan Belantara, Agus Sari.

Deklarasi ini turut dihadiri Head of Operation ZSL Inggris Alasandair Macdonald, Country Manager ZSL Indonesia Hadrianus Andjar Rafiastanto, dan tujuh Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) internasional lainnya diantaranya IDH Belanda.

Kolaborasi antarpemangku kepentingan ini menyatakan kesepahaman untuk bekerja sama mengembangkan lansekap berkelanjutan melalui pencegahan kebakaran hutan dan perlindungan gambut demi mendukung visi pertumbuhan hijau di Sumsel.

Lansekap adalah ruang terdapat di permukaan bumi terdiri atas sistem yang kompleks, terbentuk dari aktifitas batuan, air, udara, tumbuhan, hewan, dan manusia serta melalui fisiognominya membentuk suatu kesatuan dapat dikenali (diidentifikasi).

Direktur APP Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata mengatakan perusahaan sangat menyambut baik kerja sama ini karena semakin memperkuat komitmen para pemangku kepentingan untuk menjaga kelestarian hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan.

"Perusahaan akan selalu mendukung pembangunan berkelanjutan seperti ini sebagai bagian dari komitmen kebijakan konservasi hutan," kata dia.

Untuk itu, APP melalui Yayasan Belantara melakukan restorasi dan melindungi hutan tropis di Sumatera dan Kalimantan.

"APP dan Yayasan Belantara juga telah melakukan MoU dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Unit IV Meranti, Kabupaten Musi Banyuasin tentang kerja sama pengelolaan kawasan hutan lindung dengan kegiatan restorasi dan perlindungan hutan berbasis masyarakat," kata Suhendra.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan kehadiran pada negara donor ini menunjukkan komitmen bersama warga dunia untuk melestarikan lingkungan.

"Sebenarnya Sumsel malu karena apa yang terjadi di sini seharusnya menjadi tanggung jawab sendiri. Saat ini ada sembilan negara donor yang ambil bagian, jadi jika Sumsel tidak serius maka akan lebih malu lagi,"kata dia.

Sumsel mendapatkan perhatian dunia internasional pada 2015 atas kebakaran hutan dan lahan terjadi pada area seluas sekitar 700 ribu hektare yang mengakibatkan bencana kabut asap, katanya.