Pembangunan KEK Tanjung Api-Api masih terkendala penyediaan lahan

id kawasan ekonomi khusus, tanjung api api, pembangunan, infrastruktur, kek taa

Pembangunan KEK Tanjung Api-Api masih terkendala penyediaan lahan

Aktivitas di Pelabuhan Penyeberangan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api Api Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Foto Antarasumsel.com/ Evan Ervani/16/den)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api masih terkendala pada penyediaan lahan, kata Deputi Bidang Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Eddy Putra Irawady.

"Penyediaan lahan ini masih bermasalah karena berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sehingga pembangunan masih terganjal izin dari Kementerian Kehutanan," kata Eddy yang dijumpai di acara "Diseminasi dan implementasi kebijakan perekonomian nasional dan klinik bisnis di wilayah barat di Palembang, Senin.

Ia mengatakan jika persoalan izin ini tidak dituntaskan maka mega proyek ini akan mangkrak seperti layaknya periode pemerintahan silam.

"Sudah ada upaya lain, seperti memindahkan tempat titik pelabuhan awal ke Tanjung Carat. Tapi tetap saja membutuhkan izin dari Kementerian Kehutanan," kata dia.

Menurut dia, jika proyek ini ingin dipercepat maka tidak ada cara lain selain dikeluarkannya Peraturan Presiden terkait penyediaan lahan bagi KEK TAA.

"Jika KEK TAA ini mau benar-benar direalisasikan maka harus ada upaya serius dari berbagai pihak. Mengapa saya bicara begitu karena ini sudah lama direncanakan bahkan saat Menko Hatta Rajasa sudah hampir terealisasi, tapi tetap saja belum," kata dia.

Sementara itu dalam kesempatan berbeda, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menargetkan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin rampung pada 2018 untuk mempercepat hilirisasi karet, sawit dan batu bara.

Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki mengatakan saat ini KEK Tanjung Api-Api dalam proses penyediaan lahan sembari mereklamasi Tanjung Carat yang akan dijadikan dermaga samudera.

Pemprov Sumsel berencana mereklamasi lahan seluas 3.000 hektare di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin supaya bisa disandari kapal berkapasitas 7.000 DWT.

Nantinya KEK akan memiliki luas 4.045 hektare yang terdiri atas reklamasi Tanjung Carat 2.015 hektare dan lahan darat 2.030 hektare.

Pada kawasan itu akan dikembangkan industri meliputi coal gasification, pembangkit listrik, coal liquefaction, pabrik pupuk, pabrik semen, pabrik ban, pengolahan cpo, kilang minyak, dan industri hilir petrochemic.