PDAM Lubuklinggau perbaiki jaringan rumah tangga

id PDAM, air minum

PDAM Lubuklinggau perbaiki jaringan rumah tangga

Instalasi pengelolaan air PDAM Tirta Musi (Foto Antarasumsel.com/13/Nila Fuadi/Aw)

Lubuklinggau (ANTARASumsel) - Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bukit Sulap, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, tengah memperbaiki jaringan suplay air ke rumah tangga pelanggan terkait keluhan suplay air tidak lancar pada siang hari.

"Kami tengah melakukan penyisiran pada beberapa titik pipa yang menyalurkan ke daerah lokasi banyak keluhan itu, agar pelanggan lebih nyaman menggunakan air bersih," kata Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bukit Sulap (PDAM-TBS)Kota Lubuklinggau H Sofian Narta, Minggu.

Petugas teknis saat ini tengah melakukan pencarian atau penyisiran kerusakan tersebut, bila tidak ditemukan berarti ada pencurian air PDAM pada siang hari.

Kalau malam hari suplay air ke rumah tangga pelanggan cukup lancar, khususnya di wilayah Kelurahan Lubuk Aman setempat, tapi siang harinya menghilang meskipun ada aliran air bersih sangat kecil.

Tenaga teknis yang diturunkan ke lapangan masih berupaya mencari titik yang rusak itu dan prediksi sementara ada sambungan yang tersendat, namun opsi sementara ada pipa bocor dan buntu pada siang hari.

Manajemen PDAM-TBS Kota Lubuklinggau terus berupaya dan berinovasi untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan, jika ada keluhan maka langsung ditindak lanjuti, selain itu perbaikan jaringan juga terus dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan tersebut.

Ia mengimbau kepada pelanggan bila ada keluhan atau kerusakan jaringan cepat dilaporkan ke kantor, baik langsung maupun melalui pesan singkat atau facebook PDAM Lubuklinggau, agar cepat ditindak lanjuti sesuai prosedur.

Dengan pelayanan yang terus meningkat itu hendaknya pelanggan memenuhi kewajibannya, seperti membayar tagihan setiap bulan dan bagi yang menunggak agar dilunasi minmal diangsur.

Humas Perusahaan Daerah Air Minum-Tirta Bukit Sulap (PDAM-TBS) Kota Lubuklinggau Umar mengatakan manajemen PDAM akan memutuskan jaringan pelanggan bila sudah menunggak di atas tiga bulan.

Sebelum melakukan pemutusan itu, pihaknya memberikan toleransi terhadap pelanggan bahkan ada yang mencapai tujuh bulan belum membayar, mestinya setelah diberikan peringatan tiga kali hingga tiga bulan sudah dicabut.

Namun bagi pelanggan yang diputus itu tetap diberikan toleransi karena mereka sebagian besar petani dan pedagang kecil, sejak anjloknya harga hasil perkebunan tahun lalu mereka sudah tak mampu membayar ritribusi air bersih tersebut.

Ia menjelaskan dari 14.000 pelanggan PDAM di berbagai cabang dan ranting tunggakan seluruhnya hampir mencapai satu miliar rupiah, bagi pelanggan yang sudah dicabut itu diberikan waktu hingga akhir tahun 2015.

Melihat kondisi ekonomi pelanggan dan berbagai kendala dilapangan, maka secara bertahap mulai dicabut dan akan dialihkan pada warga yang membutuhkan lainnya.

Faktor lain menjadi pelanggan kecewa ada jaringan yang rusak, namun tidak dilaporkan pelanggan ke petugas PDAM, sehingga pelanggan juga tidak menikmati air bersih tersebut.

Meskipun demikian dalam catatan tetap pelanggan ada tunggakan dan terus dihitung setiap bulan, setelah ditotal kerugian perusahaan cukup besar akibat kerusakan jaringan tersebut karena airnya mengalir keluar jaringan.

"Kalau mereka melapor, kami akan buat catatan khusus dan tidak akan dibuat tagihan, tapi bila tidak melapor tetap diasumsikan air dirumah pelanggan itu terus mengalir," ujarnya.

Ia menambahkan dari 14.000-an pelanggan itu sudah diputuskan priode januari-Pebruari 2016 sebanyak 78 pelanggan dan pelanggan baru ada 12 rumah tangga.

"Kami minta jadilah pelanggan yang baik, dengan cara selalu berkoordinasi dan membayar tagihan tepat waktu, agar pelanggan lebih ringan," katanya.