BKKBN Sumsel segarkan pejabat eselon IV

id bkkbn, mutasi, pejabat

BKKBN Sumsel segarkan pejabat eselon IV

Kepala BKKBN Sumsel Ary Goedadi melantik pejabat eselon IV di Palembang, Selasa (12/4). (Foto Antarasumsel.com/16/Dolly Rosana)

...Seperti di Sumsel, angka TFR masih di atas rata-rata nasional yakni 2,8 dari 2,6, ...
Palembang (ANTARASumsel) - Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Selatan melakukan penyegaran di likup jabatan eselon IV dengan melantik sejumlah penjabat baru di Palembang, Selasa.

Para pejabat eselon IV yang baru itu, Nurdin sebagai Kepala Sub Bidang Advokasi dan KIE, Syahrial sebagai Kepala Sub Bidang Penetapan Parameter Kependudukan, Ria Yulie sebagai Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, Zul Amri sebagai Kepala Sub Bagian Umum dan Humas.

Kemudian, Heri sebagai Kepala Sub Bidang Bina Keluarga Balita, Anak dan Ketahanan Keluarga Lansia dan Eva Suri Novianti sebagai Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi.

Kepala Kantor Perwakilan BKKBN Sumsel Ary Goedadi mengatakan mutasi menjadi hal yang biasa dalam BKKBN yang bekerja berorientasi pada target.

"Saat ini di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, semua lembaga negara diharuskan bekerja dengan efektif dan efisien dalam mencapai target. Untuk itu dibutuhkan para pengambil kebijakan dan pelaksana di lapangan yang andal dan piawai, demikian pula halnya di BKKBN," kata dia.

Ia mengemukakan BKKBN saat ini memiliki tugas berat karena bukan hanya mengurus Keluarga Berencana tapi juga kependudukan.

Sementara seperti diketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia cenderung bertambah, bahkan hasil SDKI 2012 diketahui terjadi stagnasi dari capaian.

"Seperti di Sumsel, angka TFR masih di atas rata-rata nasional yakni 2,8 dari 2,6, ini patut menjadi perhatian ditengah minimnya petugas lapangan KB, dan diharapkan pejabat yang baru dilantik ini bekerja penuh semangat dan berorientasi pada target," kata dia.

Sementara itu, BKKBN menekankan penggunaan MKJP karena alat kontrasepsi KB jenis suntik dan pil menuntut kedisiplinan dari pemakai karena jika tidak rutin maka bisa "kebobolan", berbeda dengan implant yang menjaga hingga tiga tahun.

Program ini sangat penting mengingat angka Total Fertility Rate (TFR) Sumsel masih diatas rata-rata nasional yakni 2,8 (dalam 10 orang wanita usia subur terdapat 28 orang anak yang dilahirkan) berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Sedangkan, target pada 2016 yakni kembali ke angka awal yakni 2,7.