Warga uji sampel air sungai kurup karena tercemar limbah

id air sungai, sungai, limbah, sungai kurup, laboratorium, uji sampel, dinas kesehatan, bpom

Warga uji sampel air sungai kurup karena tercemar limbah

Ilustrasi - Warga Kabupaten OKU keluhkan limbah minyak cemari sungai (Foto Antarasumsel.com/13/Edo Purmana)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Sejumlah warga Desa Kurup, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan melakukan uji sample air sungai ke laboratorium Dinas Kesehatan karena diduga tercemar limbah  perusahaan perkebunan kelapa sawit.

"Kami mengambil sample air anak sungai di dekat area pabrik PT Minanga Ogan yang mengalir ke Sungai Kurup untuk diuji di laboratorium Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat," kata salah seorang warga Desa Kurup Ogan Komering Ulu (OKU), Syarial di Baturaja, Sabtu.

Ia mengatakan, warga bersama kepala desa sepakat melakukan uji kelayakan air Sungai Kurup ke laboratorium untuk memastikan sumber mata air penghidupan masyarakat masih layak dikonsumsi atau tidak.

Menurut dia, sebelumnya sudah dilakukan uji laboratorium oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) sekaligus memediasi antara warga Kurup dengan perusahaan namun tidak ada kejelasan sampai saat ini.

"Kepala BLH OKU Iskandar Zulkarnain menjanjikan akan memanggil warga lagi untuk dilakukan mediasi ke dua, namun sampai sekarang hal itu tidak pernah terjadi," kata Kepala Desa (Kades) Kurup Bakarudin menambahkan.

Untuk itu, kata kades, warga sepakat melakukan uji sample Sungai Kurup di laboratorium Dinas Kesehatan OKU guna memastikan sumber air bagi masyarakat desa itu masih layak dikonsumsi tidak tercemar limbah.

"Jika uji sample nanti hasilnya air sungai tercemar limbah perusahaan, kami akan melayangkan surat pengaduan ke Kementerian Lingkungan Hidup RI agar PT Minanga Ogan ditutup," tegasnya.

Langkah tersebut, lanjut dia, dilakukan karena masyarakat resah akibat limbah perusahaan air sungai di desa berubah warna menjadi hitam dan berbau yang diduga tercemar dari kolam pembuangan sisa produksi kelapa sawit yang mengaliri anak sungai hingga ke perairan desa setempat.

"Sejak perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memiliki dua pabrik produksi itu berdiri di Desa Kurup, kami hanya menerima dampak negatifnya saja," ujarnya.