Mahasiswa Palembang protes festival GMT

id mahasiswa, protes, aksi, demo, unjuk rasa, festival gerhana matahari, festival gmt palembang, festival gmt

Mahasiswa Palembang protes festival GMT

Ilustrasi (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Ratusan mahasiswa dan warga Kota Palembang, Sumatera Selatan memprotes pelaksanaan festival Gerhana Matahari Total pada 9 Maret 2016 karena tidak menonjolkan budaya setempat yang penduduknya mayoritas muslim itu.

Festival yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan dalam rangka menyambut fenomena alam langka Gerhana Matahari Total (GMT) seharusnya menampilkan kesenian lokal justru tidak ditemukan dalam susunan acara yang dipublikasikan panitia pelaksana, kata Koordinator Lapangan Tri Resta dalam aksi damai yang digelar di halaman Kantor Gubernur Sumsel, di Palembang, Senin.

Dia menjelaskan Festival GMT 2016 adalah bagian dari promosi budaya daerah untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara ke Palembang dan 16 kabupaten/kota lainnya di Sumsel.

Jika tujuan untuk mempromosikan budaya daerah harusnya yang ditampilkan adalah budaya-budaya khas Palembang Darussalam dan daerah Sumsel lainnya, bukan budaya dari sejumlah daerah lain di luar provinsi ini, katanya.

Pihaknya yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Palembang Darussalam (AMPD) tidak melarang adanya ritual keagamaan lain selama dilaksanakan oleh umatnya sendiri dan tidak diakomodasi pemerintah daerah seperti yang terjadi sekarang ini.

Kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan terjadi karena akan mengganggu ketenangan dan kerukunan umat beragama di Ibu kota Provinsi Sumsel yang telah terpelihara dengan baik selama ini, katanya.

Sementara peserta aksi lainnya Hendro menambahkan gerhana matahari total bagi umat Islam merupakan bentuk ketakutan dan kuasa Allah SWT, oleh karena itu pada saat peristiwa GMT terjadi diperintahkan untuk melaksanakan shalat gerhana serta memperbanyak zikir.

"Saat terjadinya peristiwa GMT, di daerah yang mayoritas penduduknya Islam ini seharusnya melakukan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT bukan justru sebaliknya melakukan aktivitas lain dan penyambutan berlebihan dengan menggelar acara yang sifatnya hura-hura," ujarnya.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di Palembang menjelang dan saat terjadinya GMT, pihaknya meminta MUI setempat selaku otoritas keagamaan untuk menyampaikan larangan kepada umat Islam melakukan ritual-ritual syirik saat berlangsungnya fenomena alam langka itu.

MUI harus membuat pernyataan sikap dan menganjurkan kepada umat Islam untuk melaksanakan shalat dan memperbanyak zikir untuk mendapatkan berkah dari peristiwa langka GMT, kata dia pula.

Setelah menyampaikan orasi tersebut, rombongan massa Aliansi Masyarakat Palembang Darussalam (AMPD) bubar dengan tertib di bawah pengawalan ketat aparat kepolisian berpakaian seragam dan senjata lengkap serta didukung kendaraan pengendali massa yang disiagakan di halaman Kantor Gubernur Sumsel.