Nilai ekspor Sumsel terus tergerus

id ekspor sumsel, ekspor, komoditas, karet, sawit, batu bara, kadisperindag sumsel, permana

Nilai ekspor Sumsel terus tergerus

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumsel Permana (Foto Antarasumsel.com/Dolly Rosana)

....Kondisi ini disebabkan belum membaiknya perekonomian global yang berimbas dengan jatuhnya harga komoditas di pasaran internasional....
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Nilai ekspor Sumatera Selatan terus tergerus dalam tiga tahun terakhir sebagai dampak anjloknya harga komoditas unggulan yakni karet, minyak sawit, dan batu bara.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Selatan Permana di Palembang, Jumat, mengatakan kondisi ini disebabkan belum membaiknya perekonomian global yang berimbas dengan jatuhnya harga komoditas di pasaran internasional.

"Perekonomian dunia hingga saat ini sedang mencari titik keseimbangannya setelah pada 2011 hingga 2012 mengalami `bombing` komiditas. Yang jelas sejak saat itu, ekspor Sumsel terus tergerus," kata dia.

Ia mengemukakan hingga tahun lalu ekspor nonmigas Sumsel masih didominasi karet sebesar 72,38 persen, sehingga terjadi penurunan cukup tinggi untuk periode 2014-2015 yakni 22 persen.

"Jika dilihat kondisi saat ini, masih belum ada perbaikan karena Tiongkok saja hanya berani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen," kata dia.

Namun, Sumsel tidak berputus asa dengan tetap berupaya meningkatkan nilai eskpor karet dan membangun hilirisasi karet.

Salah satunya, mencari negara baru yang bisa dijadikan tujuan ekspor seperti yang ada di kawasan Timur Tengah, Afrika dan Amerika.

"Saat ini sedang dijajaki negara-negara yang berpotensi sebagai pasar baru, sembari terus mendorong agar Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api segera terealisasi. Jika sudah memiliki industri sendiri, seperti pembuatan pabrik ban maka karet produksi petani dapat langsung diserap di dalam negeri," kata dia.

Sementara itu, harga getah karet petani di Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muarenim, Sumatera Selatan masih anjlok sejak awal tahun dengan berada dikisaran Rp7.700 per kilogram.

Salah seorang petani di Desa Tambangan Kelekar sekitar 70 km dari Palembang, Kirom (65), mengatakan harga rendah itu berlaku untuk jenis getah dengan kondisi kering 100 persen (butuh kurang lebih waktu satu bulan).

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik diketahui bahwa nilai ekspor Sumsel di sektor migas dan nonmigas turun sebesar 19,37 persen pada 2015.

Nilai ekspor karet Sumsel anjlok dari 1,82 miliar dolar pada 2014 menjadi 1,42 miliar dolar pada 2015, sedangkan batu bara turun 35 juta dolar yakni dari 268,42 juta dolar menjadi 233 juta dolar.