Pemancangan tiang LRT gunakan bor pile

id lrt, Light Rail Transit, kereta api ringan, pembangunan, infrastruktur, metode bor pile, bor pile

Pemancangan tiang LRT gunakan bor pile

Pemancangan tiang LRT melalui metode bor pile di zona Jalan Jenderal Sudirman, Palembang, Kamis. (Foto Antarasumsel.com/16/Dolly Rosana)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Pemancangan tiang jalur kereta api ringan (Light Rail Transit) di Palembang di sejumlah titik sudah mengunakan metode bor pile dari sebelumnya dengan cara ditumbuk.

Alat bor setinggi 60 meter itu terpantau mulai digunakan untuk memancang tiang di zona Jalan Sudirman menuju Jembatan Ampera, Kamis.

Kepala Satuan Kerja Pembangunan Jalan Nasional dan Metropolitan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional III Gunawan mengatakan penggunaan bor pile ini merupakan permintaan pemerintah karena mendapati bahwa dengan ditumbuk telah membuat sejumlah jalan dalam kota mengalami kerusakan parah.

"Saat ini penggunaan alat bor itu sudah digunakan di seluruh titik. Jika pun masih ada yang pakai cara lama, itu hanya menyelesaikan pekerjaan sisa saja," kata Gunawan.

Ia mengemukakan peminimalisasian kerusakan jalan ini menjadi perhatian pemerintah mengingat dibutuhkan dana miliaran rupiah untuk perbaikannya.

Selain itu, kerusakan jalan yang terjadi itu juga menggangu kenyamanan masyarakat dalam berlalu lintas dan sangat rawan menyebabkan kecelakaan.

"BBPJN sudah mengingatkan ke kontraktor, jika memungkinkan jalan yang sudah terlanjur rusak ini diperbaiki dulu sementara, jangan menunggu sampai proyek benar-benar selesai. Kasihan juga masyarakat," kata dia.

Sementara itu, perwakilan PT Waskita Karya Paulus Budi mengatakan pihaknya juga mempertimbangkan faktor kerusakan jalan dari pembangunan proyek ini karena dalam perjanjian bakal dibebani untuk mengembalikan ke kondisi semula.

"Setelah pemerintah meminta menggunakan bor maka langsung dilakukan. Alat pun didatangkan dari Jawa," kata Paulus.

Sementara itu, dalam pantauan di Jalan Kolonel Haji Burlian terlihat jalan mengalami kerusakan cukup parah karena konturnya sudah mengembang akibat pemancangan tiang menggunakan metode pasak bumi.

Jalur LRT direncanakan sejauh 22,4 km dengan 13 stasiun terbentang dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin menuju Kompleks Olahraga Jakabaring.

Infrastruktur transfortasi massal beranggaran Rp7,2 trilun ini ditargetkan selesai sebelum perhelatan Asian Games ke-18 tahun 2018.