Dinas Sosial Musirawas salurkan bantuan korban banjir

id dinas sosial musirawas, bantuan, korban banjir, banjir, kadinsos musirawas, yamin pabli

Dinas Sosial Musirawas salurkan bantuan korban banjir

Ilustrasi - bantuan korban banjir (FOTO ANTARA)

Musirawas, (ANTARA Sumsel) - Dinas Sosial Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, menyalurkan bantuan bahan makanan pada ratusan korban banjir di Kecamatan Bulang Tengah Suku (BTS) Ulu, disamping tenda dan selimut dan bantuan lainnya.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Musirawas Yamin Pabli, Rabu, mengatakan setelah mendapatkan informasi adanya banjir di dua desa yaitu Desa Sembatu Jaya dan Desa Lubuk Pauh dalam Kecamatan BTS Ulu itu, pihaknya langsung merespon cepat dengan menyalurkan berbagai bantuan bahan makanan.

"Bantuan tahap pertama sudah kami kirim terutama bahan makanan ringan seperti puluhan dus supermi, susu, gula/kopi, selimut dan bahan pakaian, untuk hari berikutnya akan menyusul selimut, tambahan tenda dan bahan yang dibutuhkan lainnya," jelasnya.

Ia mengatakan informasi adanya dua desa terendam banjir itu sangat mendadak, untung saja masih ada stok bahan makanan yang dibantukan pada korban banjir di Sungai Lakitan beberapa pekan lalu.

Pihaknya juga akan mengupayakan bantuan perahu dayung untuk transportasi warga mengungsi dan mengawasi rumah mereka yang terendam banjir tersebut.

Banjir bandang itu akibat dua anak sungai yaitu Sungai Pering dan Sungai Sembatu setempat meluap akibat diguyur hujan lebat beberapa hari lalu, namun belum ada informasi korban jiwa, ujarnya.

Kepala Desa Sembatu Jaya Amin Saripudin dihubungi membenarkan bahwa desanya terendam banjir setinggi satu setengah meter, sedangkan warga saat itu menggunakan perahu dayung untuk mengungsi ke lokasi lebih tinggi.

Ia mengatakan banjir yang melanda Desa Sembatu Jaya ada empat titik. akibat luapan Sungai Pering dan Sembatu dua hari lalu, sekarang kondisi banjir mulai surut meski begitu warga masih was-was karena guyuran hujan masih berlangsung.

Aktivitas warga saat ini satu satunya menggunakan rakit kayu untuk mengungsi karena sebagian besar mereka tak punya perahu dayung, namun ada juga warga masih bertahan di rumahnya.

Jumlah rumah warga yang terendam banjir di dua desa itu sekitar 175 buah, mereka sebagian besar tak bisa beraktivitas seperti ke kebun dan ke lahan pertanian.

"Kami hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah baik bahan makanan maupun tempat mengungsi, apa lagi sekarang warga daerah itu sebagian besar dilanda krisis ekonomi akibat harga jual karet anjlok sejak tahun lalu," katanya.