Keinginan Gubernur jadi ketua KONI direspon beragam

id gubernur, alex noerdin

Keinginan Gubernur jadi ketua KONI direspon beragam

Gubernur Sumatera Selatan (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/16/den)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Keinginan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mencalonkan diri menjadi Ketua Umum KONI Provinsi menggantikan Muddai Madang yang berakhir masa jabatannya pada Februari 2016, mendapatkan respon beragam dari kalangan olahraga di daerah itu.

Pelatih Catur Sumsel Mursili di Palembang, Minggu, mengatakan dirinya sangat mendukung keinginan orang nomor satu di pemprov Sumsel tersebut karena mengamati belum adanya figur yang tepat dari kalangan independen (nonbirokrasi) untuk mengemban tugas tersebut.

"Justru lebih bagus diambil oleh Gubernur saja karena yang bakal menggantikan hampir dipastikan tidak dapat mengendalikan KONI. Sementara, di satu sisi, tugas Sumsel ke depan sangatlah berat yakni mengirimkan tim PON dan menjadi tuan rumah Asian Games," kata Mursili.

Ia mengemukakan, sejumlah pengurus cabang olahraga telah bersepakat untuk mendukung keinginan gubernur tersebut mengingat KONI masih tergantung dengan pemerintah terkait pendanaan.

"Perlu orang yang benar-benar kuat, karena jika kalangan independen (untuk menembus pemerintah itu bukan perkara mudah. Lebih baik Gubernur saja yang turun langsung demi kemajuan olahraga Sumsel," kata dia.

Berbeda pendapat, Pelatih Karate Sumsel Aliuddin mengatakan sebaiknya Gubernur tidak turun tangan mengurusi KONI karena sejatinya organisasi ini tidak ada kaitannya dengan kepentingan menjadi tuan rumah Asian Games.

"KONI itu titahnya mengurus atlet, bukan mengurus event. Jika Gubernur turun langsung menjadi ketua, lantas siapa yang mengawasi organisasi karena Gubernur sudah ada di dalam. Saya justru sangat mendukung jika Gubernur jadi Menpora," kata dia.

Menurutnya, akan lebih baik, Gubernur sebagai pengayom KONI mempercayakan kepada orang lain yang diusung pengurus cabang olahraga sembari memberikan pengawasan dan dukungan yang melekat.

"Posisi sebagai orang nomor satu di lingkungan pemprov Sumsel yang penuh dengan kesibukan dikhawatirkan akan membuat gubernur menyerahkan kewenangan ke orang lain untuk mengurus KONI. Hal ini yang kurang baik, seharusnya Ketua KONI itu sebenar-benarnya ketua bukan sebatas menjalankan mandat gubernur saja," kata dia.

KONI Provinsi Sumatera Selatan segera membuka bursa calon ketua umum baru untuk menggantikan kepengurusan pimpinan Muddai Madang yang berakhir masa jabatannya pada Februari 2016.

Wakil Ketua Bidang Organisasi KONI Sumsel Asdit Abdullah mengatakan organisasi sudah berkonsultasi dengan KONI pusat dan mendapatkan arahan bahwa musyorprov harus segera digelar sesuai dengan mekanisme organisasi.

Ia tidak membantah keinginan gubernur ini bertentangan dengan UU Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 40, yakni menyatakan bahwa pengurus KONI provinsi dan kabupaten/kota bersifat mandiri atau tidak terikat pada kegiatan jabatan struktural dan jabatan publik.

Namun, ia mengharapkan berbagai pihak dapat berpikir terbuka karena mendapati kenyataan di beberapa daerah justru mengalami kemunduran setelah diserahkan ke pejabat nonpemerintah. Bahkan, di beberapa daerah sudah berani menabrak aturan tersebut demi untuk menggerakkan olahraga.

"Saat ini juga muncul keinginan untuk merevisi aturan UU tersebut, khusus di Sumsel sendiri, saya rasa jika dipegang oleh gubernur masih bisa diterima mengingat sebentar lagi menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Jadi tidak bisa aturan itu dipukul rata untuk setiap daerah," kata mantan ketua PWI Sumsel ini.

KONI Sumsel sejak 2009 dipimpin oleh Muddai Madang dengan latar belakang pengusaha dan pengurus cabang olahraga. Kini, ia terpilih menjadi Wakil Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia berduet dengan Erick Tohir.