Kejujuran dalam budidaya ikan capai omzet Rp11 miliar

id budidaya ikan, ikan, kejujuran, jujur

Kejujuran dalam budidaya ikan capai omzet Rp11 miliar

Ilustrasi - Tambak ikan air tawar. (Foto Antarasumsel.com/15/Yudi Abdullah)

....Dari sikap jujur ini, kami banyak mendapat kelimpahan dalam mengelola perikanan dan sampai saat ini mampu meningkatkan kesejahteraan warga....
Sleman, (ANTARA Sumsel) - Warga Dusun Bokesan, Sindumartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus menjaga dan menumbuhkan kejujuran dalam mengembangkan budi daya ikan air tawar sehingga mampu berkembang dan beromzet Rp11 miliar lebih per tahun.

"Dari sikap jujur ini, kami banyak mendapat kelimpahan dalam mengelola perikanan dan sampai saat ini mampu meningkatkan kesejahteraan warga," kata Pengelola Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Mina Ngremboko, Bokesan, Saptono, di Sleman, Selasa.

Dia mengatakan membudayakan kejujuran awalnya dari pengalamannya menghadapi permasalahan dalam mengelola kolam ikannya.

"Belajar dari berbagai masalah. Masalah keamanan, pasar, persaingan harga, permodalan. Misal masalah keamanan, kolam kan saling bersebelahan. Ada yang jaring ikan di kolam lain, kemudian dimasukkan ke kolamnya itu kan gampang terjadi," katanya.

Ia mengatakan dari awal permasalahan tersebut, kemudian dirinya mengajak masyarakat untuk berperilaku jujur dan membangun suatu manajemen pemasaran dalam satu pintu.

"Segala sesuatu dengan kejujuran itu barokahnya banyak. Dengan satu pintu manajemen, budi daya ikan diatur dari mulai pembibitan, panen, hingga pemasarannya sehingga dari jumlah ikan, kualitas, siapa yang punya, pembelinya siapa, jam berapa transaksinya, uangnya berapa, semuanya ketahuan," katanya.

Saptono mengaku membentuk tim yang meliputi tim pengendali mutu ikan, penangkap, hingga koordinator pasar.

"Kapan panen ikan sudah ada tanggalnya. Di kolam milik petani sudah mau panen. Kemudian tim pengendali mutu melihat apakah baik tidak kualitasnya. Kalau baik, kemudian menurunkan tim tangkap," katanya.

Ia mengatakan setelah dipanen dan kemudian dipasarkan, uang yang didapat tidak diberikan ke pria pemilik kolam, akan tetapi diberikan ke istrinya.

"Karena kalau diberikan ke laki-lakinya, hanya habis untuk bersenang-senang dan pengelolaan kurang baik. Ini juga mengajarkan kejujuran dalam rumah tangga," katanya.

Dalam membentuk masyarakat petani yang kompak itu, kata dia, juga dibuat suatu konsep berupa dana taktis, yaitu diambil satu rupiah setiap satu ekor ikan panen.

"Bayangkan saja, kalau ikan dalam satu kolam itu ada tujuh ribu ekor. Dana taktis yang terkumpul mencapai Rp7 juta," katanya.

Ia mengatakan pemberlakukan dana taktis tersebut baru dilakukannya sejak empat tahun terakhir. Namun, kondisinya sudah banyak mengubah lingkungan sekitar Bokesan.

"Dari mulai mengaspal jalan, hingga futsal, badminton, piknik, gratis," katanya.

Kelompok Tani Ikan Mina Ngremboko saat ini memiliki anggota sekitar 48 orang yang aktif. Kelompok itu mengelola kolam ikan dengan luasan sekitar 25 hektare dan melakukan budi daya nila, lele, gurami, grasscarp, bawal, dan ikan hias.