Inaca pertanyakan penilaian maskapai oleh media asing

id inaca, pemialaian maskapai oleh media asing, pertanyakan kriteria penilaian media asing, pesawat, penerbangan

Inaca pertanyakan penilaian maskapai oleh media asing

Ilustrasi. (FOTO ANTARA/Irsan Mulyad)

...Penyataan tersebut menyusul penilaian airlinerating.com yang memasukkan sebagian besar maskapai nasional dalam kategori berbahaya...
Jakarta (ANTARA Sumsel) - Asosiasi Maskapai Nasional Indonesia (Inaca) mempertanyakan secara serius kriteria penilaian yang dilakukan media asing terhadap aspek keamanan dan keselamatan penerbangan nasional mengingat harus ada metodologi yang jelas, terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan.
       
Ketua Umum Inaca M Arif Wibowo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa kriteria yang jelas amat diperlukan mengingat industri penerbangan "full regulated"  atau dipenuhi dengan berbagai aturan yang mengikat (mandatory) karena menyangkut risiko yang tinggi dan hidup manusia.
       
Menurut dia, maskapai nasional anggota Inaca sendiri telah memiliki komitmen yang jelas akan aspek keamanan dan keselamatan penerbangan.
       
"'Safety is mandatory' dan Inaca berkomitmen agar seluruh maskapai selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan penerbangan," katanya.
       
Arif menegaskan bahwa selama ini senantiasa patuh pada peraturan keamanan dan keselamatan yang ada, baik dari pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Perhubungan International Civil Aviation Organization (ICAO),  Federal Aviation Administration (FAA) dan European Aviation Safety Agency (EASA), serta berbagai international regulator lainnya.
       
Penyataan tersebut menyusul penilaian airlinerating.com yang memasukkan sebagian besar maskapai nasional dalam kategori berbahaya karena kurang memperdulikan masalah keselamatan atau "safety".
       
Lebih jauh Arif menjelaskan bahwa Inaca secara berkala juga selalu melaksanakan workshop CASO (Company Aviation Safety Officer) untuk memastikan operasional penerbangan maskapai di Indonesia sesuai dengan standar yang ada.
       
Dalam situasi saat ini, lanjut dia, peran pemerintah menjadi penting dalam menegakkan aspek keamanan dan keselamatan penerbangan maskapai nasional dan sikap serius itu telah ditegaskan Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan RI Sugihardjo pada rapat umum anggota INACA pada Oktober 2015.
       
"Sikap serius dan kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah untuk meningkatkan standar keselamatan dan keamanan penerbangan nasional mestinya menjadi salah satu kriteria penilaian," katanya.
       
Namun demikian, Arif mengatakan Inaca optimis Indonesia bisa masuk kategori maskapai yang terbaik dalam keselamatan mengingat saat ini maskapai nasional telah menunjukkan berbagai kemajuan dalam penerapan komitmen keamanan dan keselamatan penerbangan.
       
Sebagai bukti komitmen maskapai nasional dalam menerapkan sistem keamanan penerbangan yang sesuai dengan standar keamanan maskapai international yang ditetapkan oleh  International Air Transport Association (IATA), sejak tahun 2008 Garuda Indonesia telah memiliki sertifikat IOSA (IATA Operational Safety Audit).
       
"Sertifikasi IOSA ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali, dimana sertifikat IOSA Garuda Indonesia terakhir baru saja diperpanjang pada tahun 2014 lalu, dan akan kembali diaudit tahun ini," katanya.
       
Arif juga membandingkannya dengan lembaga  internasional pemeringkat penerbangan yang terpercaya seperti Skytrax (lembaga independen pemeringkat maskapai dunia berbasis di London) yang telah diakui kompetensinya di bidang aviasi oleh industriawan global.
       
Tahun 2012 menetapkan Garuda sebagai "The World's Best Regional Airline" dan ¿The Best Regional Airline in Asia". Pada 2013, Garuda Indonesia dinobatkan oleh Skytrax sebagai "The World's Best Economy Class". Sejak 2013 sampai dengan saat ini, Garuda Indonesia juga dinobatkan sebagai salah satu dari "The World's Top 10 Airlines" oleh Skytrax.