Harga karet Sumsel masih anjlok

id karet, harga karet, petani karet, komoditas sumsel,

Harga karet Sumsel masih anjlok

Ilustrasi - Seorang buruh penyadap karet melakukan penyadapan di kebun karet (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly)

....Memasuki tahun 2016 ini dengan berada dikisaran Rp7.700 per kilogram....
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Harga getah karet petani di Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muaraenim Sumatera Selatan masih anjlok memasuki tahun 2016 ini dengan berada dikisaran Rp7.700 per kilogram.

Salah seorang petani di Desa Tambangan Kelekar (70 km dari Palembang), Kirom (65), Selasa mengatakan, harga rendah itu berlaku untuk jenis getah dengan kondisi kering 100 persen (butuh kurang lebih waktu satu bulan).

"Harga belum juga membaik, petani karet makin terjepit," kata Kirom yang sebelumnya sempat mengurus KUD di desanya.

Rendahnya harga karet itu membuat sejumlah petani harus mengais rejeki lain untuk membiayai kebutuhan keluarganya, seperti menjadi buruh perkebunan sawit, atau bekerja di pabrik.

Sabihis (24), warga dusun tersebut mengatakan belum lama ini ada sekitar 50 orang remaja kampungnya yang mengantri untuk memasukan lamaran ke pabrik triplek.

"Malahan ada yang berani menyogok (suap-red) Rp1 juta hingga Rp2 juta, asal bisa masuk karena mengamati yang bisa diterima adalah mereka memiliki orang dalam," kata dia.

Ia menambahkan, beberapa rekannya juga memilih mencari pekerjaan di Palembang seperti menjadi buruh rumah makan, hingga penjaga toko dan minimarket.

"Situasi berat saat ini, harga karet anjlok sementara harga sembako terus naik," kata dia.

Terkait kondisi ini, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Selatan Alex K Eddy mengatakan pemerintah harus memperkuat sinergi dengan negara-negara penghasil getah pada tahun 2016 untuk mengurangi pasokan di pasar internasional agar harga bergerak naik.

Gabungan Pengusaha Karet Indonesia Sumatera Selatan meminta pemerintah memperkuat sinergi dengan negara-negara penghasil getah pada tahun 2016 untuk mengurangi pasokan di pasar internasional.

Alex K Eddy mengatakan, dengan mengurangi pasokan maka harga karet diharapkan akan meningkat atau setidaknya membaik jika dibandingkan 2015 yang berada di kisaran Rp6.000 per kg di tingkat petani.

"Tiga negara produsen karet yan tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC), yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand, telah sepakat untuk mengurangi suplai ke pasar ekspor dengan penyerapan di dalam negeri masing-masing. Kesepakatan ini harus benar-benar dijalankan tahun 2016, dan itulah pentingnya sinergi agar setiap pihak mau aktif berperan," kata Alex.

Harga karet alam saat ini 1,2 dolar AS, atau jauh dari harga ideal yang pernah terbentuk pada tahun 2012, yakni 4,9 dolar AS, sementara di tingkat petani hanya berkisar Rp6.000,00 per kilogram untuk kondisi kering 100 persen.

Sementara, Bank Indonesia memperkirakan harga komoditas ekspor masih tertekan pada 2016. Meski demikian, pemerintahan optimistis pada tahun ini bakal terjadi perbaikan ekonomi karena sudah meletakkan pondasi yang kuat di 2015.