Peneliti: Nilai UKG merendah semakin tua usianya

id uji kompetensi guru, guru, peneliti

Peneliti: Nilai UKG merendah semakin tua usianya

Ilustrasi (FOTO ANTARA)

Jakarta, (ANTARA Sumsel) - Ketua Peneliti Institut Kebijakan Publik Paramadina, Totok Soefijanto, mengatakan, semakin tua usia guru maka nilai Uji Kompetensi Guru (UKG)-nya semakin rendah.

"Fakta ini ada korelasinya, karena semakin lama guru lepas dari teori maka hasil UKGnya juga rendah. Teori-teori sudah berubah, bukan balik ke teori yang 10 tahun atau 20 tahun yang lalu," ujar Totok dalam diskusi, di Jakarta, Selasa.

Dia menilai, soal-soal pada UKG tersebut lebih banyak pada teori-teori kependidikan bukan pada praktik guru di lapangan. Itu sebabnya, para guru yang lebih berpengalaman mengajar, nilai UKGnya justru rendah.

Selain itu, dia juga mencermati apa yang dilakukan setelah UKG dilangsungkan. Totok menilai hasil UKG jangan sekedar pelaporan hasil UKG.

"Jadi harus lebih rapi lagi, jangan guru yang sudah bagus kompetensinya di bidang A, tapi kemudian mendapatkan pelatihan di bidang A lagi," jelas dia.

Idealnya, setiap guru mendapatkan semacam rapor hasil UKG. Pada rapor tersebut, dijelaskan pada bagian mana kekurangan guru tersebut.

"Pelatihan yang diberikan pun harus berdasarkan kebutuhan guru tersebut," terang dia.

Peneliti lainnya, Nurhayani Saragih mengatakan, pihaknya melakukan penelitian di empat Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Pendidikan Guru SD yakni Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Pakuan, dan Universitas Nusa Cendana.

Dari hasil penelitiannya, diketahui bahwa kompetensi pedagogik di kelas empat, lima, dan enam SD lebih rendah dari kompetensi profesionalnya.

"Karena soal-soal UKG lebih banyak ke teori mengajar, soalnya juga panjang dan yang membuat soal bukan guru-guru yang berpengalaman,"kata Nurhayani.

Disinggung mengenai pentingnya UKG, Nurhayani mengatakan UKG sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru dan jangan semata-mata untuk menghabiskan anggaran.