Bantuan pompa air pertanian di Sumsel berlanjut

id bantuan pompa air, pompa air, bantuan petani, petani,

Bantuan pompa air pertanian di Sumsel berlanjut

Ilustrasi - Petani menanam bibit padi pada musim tanam di kompleks persawahan Plaju darat, Palembang, Sumatera Selatan. (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly/15/Den)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Program bantuan pompa air kepada kelompok tani di Sumatera Selatan tetap dilanjutkan pada 2016 untuk menjaga dan meningkatkan produksi pertanian di saat musim kemarau.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Ilfantria di Palembang, Jumat, mengatakan, Pemprov Sumsel akan mengajukan sebanyak 340 alat pompa air atau meningkat jika dibadingkan tahun ini yakni hanya 162 pompa yang disebar ke 17 kabupaten dan kota. 

"Keterbatasan pompa air merupakan kendala yang sering dihadapi petani di saat kemarau, atas alasan inilah maka tahun ini diajukan kembali permohonan meminta bantuan alat pompa air. Kemungkinan pada Juli sudah bisa dibagikan setelah mendapatkan persetujuan pemerintah pusat," kata dia.

Ia mengemukakan, ketersediaan alat-alat pertanian dan infrastruktur penunjang menjadi perhatian pemerintah yang mengusung target swasembada beras pada 2017.

Sumsel menjadi perhatian karena menjadi provinsi yang telah surplus beras sebesar 1,3 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2014 atau masuk dalam lima provinsi di Indonesia yang produksinya surplus di atas satu juta ton.

Pada 2014, Sumsel memproduksi sebanyak 3,67 juta ton GKG dan tahun 2015 ini meningkat menjadi 4,9 juta ton GKG meski dihadapkan pada musim kemarau yang cukup panjang.

"Produksi padi tahun 2015 yang tercantum dalam angka ramalan I diperkirakan mencapai 4,11 juta ton GKG tapi justru meningkat menjadi 4,9 juta ton padi. Artinya, masih masuk target," kata dia.

Menurutnya, hal ini karena pertanian di Sumsel terdapat empat tipologi lahan yakni irigasi, tadah hujan, pasang surut, dan rawa lebak.

Sumsel masih memiliki 459.201 hektare lahan sawah yang menanam satu kali dalam satu tahun dari total 781.000 hektare. Sedangkan, lahan sawah yang telah memanen dua kali hanya mencapai 162.243 hektare.

Selain itu keberadaan lahan rawa lebak menjadi keunggulan sendiri karena masih bisa berproduksi di saat kemarau karena terdapat tiga jenis yakni pematang, tengah, dan dalam. 

"Di saat musim kemarau panjang melanda maka akan dimanfaatkan lahan rawa lebak dalam," kata dia.