Dubes UE kunjungi sentra pembuatan kain songket

id songket, dubes ue kunjungi pengrajin songket

Dubes UE kunjungi sentra pembuatan kain songket

Sentra pengrajin songket (Foto Antarasumsel.com/15/Dolly Rosana)

Kayuagung, Sumsel (ANTARA Sumsel) - Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunai Darussalam Vincent Guerend mengunjungi sentra pembuatan kain khas songket Palembang di Desa Tanjung Laut, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatea Selatan, Rabu.

Dalam kunjungan itu, ia yang didampingi jajaran pejabat Pemprov Sumsel dan Pemkab OKI berkomunikasi secara langsung dengan para penenun songket yang telah membuat kain khas buatan tangan ini secara turun temurun.

Ia pun membeli dua lembar kain songket buatan asli warga setempat.

"Kain tenun ini suatu produk luar biasa karena dibutuhkan ketekunan dan kesabaran. Namun yang menjadi pertanyaan saya, apakah usaha ini sudah bisa mensejahterakan," kata Vincent.

Pertanyaan Dubes UE ini karena mengamati penduduk di dusun itu tergolong belum sejahtera.

Meski akses jalan menuju desa sudah di aspal, tapi rumah-rumah warga masih terbuat dari kayu dan minim perabotan layak.

Rosna (54), salah seorang penenun songket mengatakan pekerjaannya ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Ia tidak ada pilihan lain, karena kepandaian ini sudah diperoleh secara turun temurun.

"Bisa dikatakan pas-pasan saja, satu lembar kain dan selendang dihargai sekitar Rp750 ribu dengan waktu pengerjaan sekitar 10 hari. Saya dan teman-teman sangat berharap pemerintah dapat mewadahi pembentukan suatu komunitas sehingga harga bisa terjaga di pasaran," kata Rosna.

Uni Eropa yang terdiri atas 28 negara anggota pada dasarnya sangat peduli dengan kesejahteraan negara-negara di Asia karena telah sepakat bekerja sama untuk membangun perdamaian dan stabilitas di seluruh dunia.

Khusus di Indonesia, kerja sama di berbagai bidang sudah terjalin sejak 40 tahun lalu dan di bidang pendidikan telah terlaksana selama 15 tahun terakhir.

Terkini, Uni Eropa ingin turut membantu Indonesia dari sisi pelestarian dan pemulihan lingkungan.

"Perubahaan iklim akan semakin terasa pada tahun mendatang, untuk itu semua pihak harus bekerja sama untuk mengeliminir melalui pengelolaan hutan berkelanjutan terutama di lahan gambut," katanya.

Untuk itu, pada kunjungan ini, Vincent juga melihat secara langsung lahan gambut di kawasan Sepucuk yang mengalami kebakaran hebat di tahun ini.

Sementara itu, Kabupaten OKI terpilih sebagai proyek percontohan peningkatan standar pelayanan minimal pendidikan dasar di Indonesia dari 108 kabupaten yang terpilih dengan mendapatkan dana bantuan masing-masing senilai Rp1,5 miliar. Uni Eropa menargetkan pemberian bantuan senilai 3,7 juta euro.