BKKBN: metode kontrasepsi jangka panjang lebih unggul

id bkkbn, bkkbn sumsel

BKKBN: metode kontrasepsi jangka panjang lebih unggul

Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel Aan Jumhana Mulyana (Foto Antarasumsel.com/Dolly Rosana/15)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Metode kontrasepsi jangka panjang yakni implan dan intra uterine device (IUD) terbilang lebih unggul dibandingkan dengan yang lain karena memiliki rentang waktu yang lama.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Selatan Aan Jumhana Mulyana di Palembang, Senin mengatakan metode ini sangat dianjurkan bagi perempuan yang ingin membuat jarak kehamilan relatif jauh setelah kelahiran anak pertama.

"Metode kontrasepsi jangka panjang lebih aman, efektif, dan efisien karena memiliki rentang waktu yang lama yakni implan selama tiga tahun dan IUD bisa sampai 10 tahun," kata Aan.

Sehingga, secara kesehatan akan lebih aman, mengingat ke dalam tubuh aseptor tidak dimasukkan zat antibiotik secara periodik seperti saat menggunakan kontrasepsi KB jenis pil atau suntik.

"Penggunaan pil dan suntik kerap menimbulkan efek samping bagi pemakai. Keadaan ini berbeda dengan IUD dan implant karena memasukkan sejenis alat ke tubuh aseptor. Selain itu, penggunaan pil dan suntik rentan sekali karena jika lupa maka bisa `kebobolan`," ujarnya.

Sumatera Selatan sempat menyandang peringkat sebagai "ratu suntik" karena tingginya penggunaan alat kontrasepsi jenis tersebut.

Namun, seiring dengan gencarnya sosialisasi mengenai MKJP, saat ini jumlah aseptor yang menggunakan implan dan IUD bergerak naik pada 2014.

"Target pada 2014 untuk MKJP semuanya tercapai, sehingga pada 2015 ditargetkan tumbuh 16,7 persen atau naik 1,7 persen," ujar dia.

Program kependudukan dan keluarga berencana belum berjalan dengan semestinya berdasarkan hasil Survey Demografi Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2012 yang menyatakan adanya peningkatan jumlah angka kelahiran 2,6 per wanita usia subur. Artinya, 10 wanita usia subur terdapat 26 anak yang terlahirkan.