Sumsel undang peneliti di dunia manfaatkan SEAFDEC

id dkp sumsel, ikan, SEAFDEC, pusat pengemabangan perikanan, peneliti,

Sumsel undang peneliti di dunia manfaatkan SEAFDEC

Ilustrasi (FOTO ANTARA)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Provinsi Sumatera Selatan mengundang peneliti dunia sektor perikanan memanfaatkan Pusat Pengembangan Perikanan Perairan Umum ASEAN atau SEAFDEC yang sudah beroperasi sejak awal tahun 2015.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan Galamda Israk di Palembang, Minggu, mengatakan, South East Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) sementara ini belum begitu dikenal di dunia internasional, sehingga masih perlu dipromosikan terutama ke institusi pendidikan.

Meski demikian, ia melanjutkan, belum lama ini, tiga peneliti asal Jepang telah memanfaatkan SEAFDEC.

Hal ini dapat dimaknai sebaga respon positif kalangan akademisi dunia atas berdirinya suatu pusat pengembangan perikanan terbesar di ASEAN itu.

"Pusat Pengembangan Perikanan Perairan Umum ini menjadi satu-satunya di kawasan ASEAN, meski belum diresmikan karena masih dalam tahapan pembangunan sudah ada peneliti Jepang yang datang. Ke depan, diharapkan semakin banyak peneliti datang," kata dia.

Ia mengemukakan, keberadaan pusat pengembangan perikanan ini secara tidak langsung mengangkat potensi perikanan di Sumsel yang tercatat memiliki luas perairan umum daratan mencapai 2,5 juta hektare, meliputi Sungai Musi beserta anak sungai, rawa dan danau.

Luas perairan umum Sumsel yang memiliki 11 sungai serta 49 anak sungai dengan total panjang 920 km ini tercatat menjadi yang terluas di Indonesia.

"Terdapat 221 jenis ikan di Sungai Musi, salah satunya yang terkenal adalah belida di mana ikan itu sudah terancam punah, belum lagi jenis ikan lainnya," ujar dia.

Ia mengemukakan, pemerintah memberikan dukungan penuh terhadap eksistensi pusat penelitian ini dengan menyediakan lahan seluas 1,6 hektare di Jakabaring. 

Pembangunan pusat pengembangan perikanan perairan umum berasal dari APBN dengan rincian, pada tahun lalu senilai Rp18 miliar dan tahun ini sekitar Rp100 miliar.

"Harapannya, dengan kehadiran pusat penelitian ini membuat industri perikanan di Sumsel semakin bergairah dan dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," kata dia.