Dinkes tekan jumlah penderita gizi buruk

id gizi buruk, penderita gizi buruk

Dinkes tekan jumlah penderita gizi buruk

Penderita gizi buruk (FOTO ANTARA)

Musirawas (ANTARA Sumsel) - Dinas Kesehatan Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, tengah berupaya menekan jumlah penderita gizi buruk bagi anak-anak, akibat krisis ekonomi melanda daerah itu setahun terakhir.

"Kita akan melakukan perbaikan dengan memberikan sosialisasi dan konsling untuk mengobati hingga tingkat operasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Musirawas melalui Kabid Pelayanan Dasar Maya Krsitasidabutar, Minggu.

Ia menilai jumlah penderita gizi buruk di wilayah itu khususnya daerah terpencil dekat perbatasan antara kabupaten beberapa bulan terakhir cendrung meningkat.

Berdasarkan catatan, kata dia ada 37 balita dan anak-anak mederita gizi buruk, dari jumlah itu sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Bulang Tengah suku(BTS) Ulu karena daerah itu merupakan penghasil karet.

Sementara harga karet rakyat hingga saat ini masih dibawah Rp6.000 per kilogram termasuk harga buah kelapa sawit juga sangat rendah, akibatnya sendi ekonomi masyarakat merosot tajam.

Untuk menekan jumlah penderita gizi buruk itu sudah dilakukan beberapa langkah, selain sosialisasi dan konsling, juga menambah makanan dan formula untuk anak kurang dari usia lima tahun.

Sedangkan anak-anak melebihi usia lima tahun akan diberikan makanan instan berupa Pebiasure, Vitamin, Mineral, dan Biskuit. Penyakit gizi buruk itu biasanya rentan menyerang anak-anak berumur antara emapt hingga sembilan tahun, karena pada usia itu mereka tidak diberikan ASI sedangkan pola makanannya sangat buruk.

Namun untuk penderita yang kondisi kesehatannya sangat buruk, akan direhabilitasi dan diberikan formula khusus untuk memulihkan kesehatannya.

Kepala seksi (Kasi) Bina Gizi masyarakat Dinas Kesehatan Musirawas Ma'rafat mengatakan sejak krisis ekonomi melanda daerah itu telah tercatat penderita gizi buruk di Musirawas hingga November 2015 mencapi 37 orang.

Dari jumlah satu orang di antaranya meninggal dunia, delapan orang mulai membaik dan sisanya dalam perawatan pihak medis atau rawat jalan.

Ia menjelaskan untuk gizi buruk itu ada dua jenis baik yang murni maupun disertai kelainan penyakit seperti jantung, TB Paru, Cerebalci,TB Kelenjer, ISPA, Hepatitis, Anemia Berat, Labiosis (Bibir Sumbing) Berat Badan Lahir Rendah dan Talasemia.

Jika gizi buruk yang tidak disertai dengan kelainan penyakit itu akan mudah disembuhkan, namun kelainan penyakit penangannya diperlukan waktu dan jika tidak ditangani secara khusus akan menyebabkan kematian.

Faktor penyebab gizi buruk itu karena pola asuh keluarga baik orang tua dan si nenek tingkat pengetahuan rendah, hal itu biasanya terjadi pada ibu muda serta faktor ekonomi yang rendah, sehingga dengan begitu mengurangi porsi makanan dan asupan gizi.

Pada dasarnya gizi buruk itu dipengaruhi beberapa faktor, namun paling mendominasi adalah faktor ekonomi lemah terutama pada masyarakat hidup berkelompok dan terpencil, ujarnya.