Pertumbuhan ekonomi Sumsel diproyeksi 5,2 Persen

id pasar, bank indonesia, kepala bi sumsel, Hamid Ponco Wibowo, ekonomi, ekonomi sumsel

Pertumbuhan ekonomi Sumsel diproyeksi 5,2 Persen

Ilustrasi - Harga getah karet di tingkat petani anjlok (Foto Antarasumsel.com/14/E Permana)

....Pergerakan ekonomi mulai terasa sejak pertengahan tahun, karena adanya pembangunan sejumlah infrastruktur, seperti jalan tol, jembatan, dan lainnya....
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Bank Indonesia Wilayah VII memproyeksi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan berkisar 5,2 hingga 5,7 persen sampai akhir penutupan 2015 atau lebih tinggi dari capaian pada triwulan III sebesar 4,87 persen.

Kepala Bank Indonesia (BI) Wilayah VII Sumsel Hamid Ponco Wibowo di Palembang, Rabu, mengatakan, proyeksi ini dilandasi terdapat sejumlah kegiatan berkaitan dengan peran daerah sebagai tuan rumah Asian Games ke-18 tahun 2018.

"Pergerakan ekonomi mulai terasa sejak pertengahan tahun, karena adanya pembangunan sejumlah infrastruktur, seperti jalan tol, jembatan, dan lainnya. Karena itu pula, BI optimistis pertumbuhan ekonomi Sumsel juga bakal naik lagi di tahun 2016," kata dia.

BI memperkirakan secara tahunan (yoy), pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan III/2015 sebesar 4,87 persen, atau sedikit lebih tinggi dibandingkan pada triwulan sebelumnya 4,67 persen. 

Pertumbuhan perekonomian secara tahunan ini didukung oleh akselerasi investasi pemerintah sehingga sejalan dengan meningkatnya belanja modal pemerintah. Sementara itu, investasi swasta relatif masih terbatas. 

"Peningkatan investasi pemerintah tercermin dari meningkatnya proyek-proyek pemerintah yang telah memasuki tahap konstruksi," kata dia.

Namun, kata Ponco, secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi triwulan III-2015 diperkirakan melambat yang juga tercermin dari pertumbuhan ekonomi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU). 

"Jadi jika mengacu pada hasil survei tersebut maka pertumbuhan diperkirakan melambat pada triwulan III, namun akan kembali menguat pada triwulan IV," kata dia.

Perlambatan yang terjadi juga diikuti oleh beberapa sektor lainnya yaitu sektor industri pengolahan, konsumsi rumah tangga, dan penjualan eceran.

Dari sisi daya beli konsumen, inflasi Kota Palembang yang terjadi pada Oktober 2015 meningkat dari -0,38 persen (mtm) menjadi 0,19 persen (mtm), angka tersebut lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar -0,08 persen. 

Namun pada dua bulan terakhir, terdapat potensi inflasi tidak serendah September-Oktober. 

"Hasil survei konsumen menunjukan bahwa perkiraan tekanan kenaikan akan meningkat pada akhir tahun 2015, namun kembali menurun pada awal tahun 2016," kata dia.

Untuk itu, Ponco meyakini inflasi untuk keseluruhan tahun 2015 akan berada di bawah titik tengah sasaran 4 persen, sementara defisit transaksi berjalan diprakirakan lebih rendah dari prakiraan semula, atau sekitar 2 persen pada akhir 2015. 

Lebih jauh Ponco mengatakan, perbaikan perekonomian dapat dilihat dari tekanan terhadap stabilitas makro yang mulai mereda sehingga ke depan terdapat ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter.

"Mengingat masih tingginya risiko ketidakpastian global, maka Bank Indonesia akan tetap berhati-hati dan mencermati risiko global di tengah perkembangan pasar keuangan global yang lebih kondusif," ujar dia.