Bank Sumsel Babel luncurkan tabungan pelajar

id bank, bank sumsel babel

Bank Sumsel Babel luncurkan tabungan pelajar

Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Muhammad Adil (Foto antarasumsel.com)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Bank Sumsel Babel meluncurkan produk tabungan Simpanan Pelajar untuk mendukung program Otoritas Jasa Keuangan yang berusaha membangkitkan budaya menabung sejak usia sekolah di SMA Negeri 10 Palembang, Rabu

Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Muhammad Adil mengatakan, semangat menabung ini harus terus digelorakan di kalangan pelajar agar mereka menjadi generasi yang dapat menggunakan uangnya secara bijak dan terhindar dari sikap konsumtif.

"Bank Sumsel Babel sangat serius menggarap program ini dengan menargetkan 5.000 penabung/rekening baru pada tahun pertama. Untuk itu, perusahaan akan mempromosikan "Gerakan Wong Kito Menabung" ini," kata dia.

Ia menambahkan, para siswa akan diberikan kemudahan dalam menabung karena petugas bank akan mendatangi SMAN 10 setiap hari Rabu, lantaran itu peluncuran tabungan simpanan pelajar (SimPel) ini dilakukan pada Rabu (4/11).

"Produk ini sangat sederhana seperti namanya, untuk pembukaan rekening awal hanya dengan uang Rp5.000, sementara untuk unit syariah hanya Rp1.000, sedangkan setoran berikutnya yakni minimal Rp1.000. Semua ini bebas biaya administrasi," kata dia.

Sementara Ketua OJK Sumsel, Patahuddin yang turut hadir dalam acara itu mengatakan, OJK bersama industri perbankan mengembangkan produk tabungan yang diberi nama Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB) yang merupakan salah satu upaya OJK dalam membangkitkan kembali "budaya menabung" sejak dini bagi pelajar.

Produk ini merupakan tabungan bagi para peserta didik mulai jenjang PAUD/Raudatul Athfal (RA) hingga SMA/Madrasah Aliyah (MA) dan Pondok Pesantren yang diterbitkan secara nasional oleh perbankan di Indonesia.

"Budaya menabung penting dimulai sejak dini agar dapat mendidik anak untuk mampu mengendalikan diri dalam bersikap konsumtif serta belajar untuk dapat membelanjakan uang yang dimilikinya secara bijak," kata dia.

Selain itu, kegiatan menabung dapat melatih anak dalam mengelola keuangan secara bertahap sehingga pada saatnya nanti mereka dapat tumbuh menjadi masyarakat yang terampil dalam hal pengelolaan keuangan.

"Pada akhirnya pelajar sebagai bagian masyarakat akan mencapai kesejahteraan keuangan," kata dia.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi Keuangan yang dilakukan pada tahun 2013 kepada 8000 responden, tingkat inklusi keuangan kelompok siswa baru mencapai 44 persen.

Selain itu secara statistik, jumlah pelajar SD, SMP, dan SMA dibanding total populasi Indonesia menunjukkan angka yang signifikan yaitu 20 persen, dengan rincian sekitar 38,8 juta siswa di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan sekitar 11 juta siswa di bawah Kementerian Agama (Kemenag).