Api bermula dari luar konsesi PT BAP

id kebakaran

Api bermula dari luar konsesi PT BAP

Kebakaran lahan di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

...Ini sungguh di luar prediksi, biasanya firebelt yang dibangun perusahaan tidak pernah tembus, tapi tahun ini karena dipengaruhi el nino, sehingga cuaca sangat panas dan kering, dan ada dorongan dari angin...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Api kebakaran hutan dan lahan di kawasan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan bermula dari luar konsesi perusahaan pemasok Asia Pulp & Paper, PT Bumi Andalas Permai.

Kepala Pusat Komando Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Posko Air Sugihan, Dedy Saputra Lubis yang dijumpai di lokasi, Kamis, mengatakan, api pertama kali masuk areal konsesi pada 9 September 2015 setelah mampu menembus kawasan hutan lindung di Mesuji Lumpur (kawasan pinggiran pantai arah Bangka).

Api ini dapat masuk ke areal konsesi seluas 192.000 hektare karena didorong kecepatan angin 30 km per jam, meski sudah disediakan "firebelt" yakni kanal berukuran delapan meter, kemudian dilanjutkan dengan sekat bakar berjarak 50 meter dan kanal berukuran dua meter. 

"Ini sungguh di luar prediksi, biasanya firebelt yang dibangun perusahaan tidak pernah tembus, tapi tahun ini karena dipengaruhi el nino, sehingga cuaca sangat panas dan kering, dan ada dorongan dari angin," kata Lubis dengan didampingi petugas BNPB.

Kemudian, di titik kedua juga berawal dari hutan lindung Mesuji Lumpur memanfaatkan jalur Sungai Batang Musi Banyuasin pada 19 September. Lalu, kedua titik api ini bergerak masuk ke areal konsesi secara berbarengan sehingga menghabiskan areal perkebunan sepanjang arah barat laut.

Kemudian titik ketiga juga masuk dari kawasan hutan lindung menghantam melalui Sungai Bogem pada 27 September 2015.

"Karena masuknya secara serentak ke areal konsensi membuat terjadi kebakaran hebat. Jika hanya satu titik saja, saya optimistis bisa tertangani. Tapi ini langsung tiga dan pergerakannya dibantu angin berkecepatan 30 km per jam, sehingga satu kepala api bisa bergerak 1 km per hari," kata dia.

Untuk mengoptimalkan upaya pemadaman, regu pemadam kebakaran perusahaan, karyawan bekerja sama dengan TNI berkekuatan sekitar seribu personel membuat sekat kanal per 250 meter di areal yang belum terbakar hingga sejauh 4 km.

"Hingga kini pekerjaan sekat kanal selebar dua meter dan berkedalaman tiga meter masih berlanjut, untuk beberapa areal malahan dimodivikasi dengan embung," katanya.

Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di kawasan Air Sugihan Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan, mulai teratasi, Rabu, setelah areal itu disirami hujan pada Selasa (27/10) malam.

Menurut Lubis, hujan dalam kategori lebat selama kurang lebih tiga jam mengguyur distrik Air Sugihan telah mematikan hampir seluruh titik api yang mulai berkobar sejak dua bulan terakhir.

"Bisa dikatakan saat ini sudah tidak ada lidah api lagi, jika pun ada tinggal beberapa titik saja dan diprediksi bisa dijinakkan (tidak sebesar sebelumnya, red)," kata Lubis.

Saat ini Presiden Joko Widodo sedang berada OKI untuk memantau perkembangan upaya pemadaman secara langsung.