Satgas kebakaran hutan Sumsel tambah armada udara

id satgas kebakaran hutan, kebakaran hutan, kebakaran lahan, pemadaman, yulizar dinoto, helikopter, pesawat, armada udara

Satgas kebakaran hutan Sumsel tambah armada udara

Helikopter MI-171 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) parkir di base ops Landasan Udara (Lanud) Palembang, Sumsel. (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Satuan tugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Sumatera Selatan terus berupaya menambah armada udara yang memiliki kemampuan melakukan pengeboman air atau "waterbombing" pada lahan yang terbakar.

"Penambahan armada untuk mendukung operasi pemadaman kebakaran lahan penyebab bencana kabut asap yang hingga kini belum bisa ditanggulangi dengan baik diupayakan dengan meminta bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sejumlah negara sahabat, dan menyewa," kata Wakil Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumatera Selatan Yulizar Dinoto di Palembang, Kamis.

Dia menjelaskan, saat ini pihaknya memiliki 13 armada pesawat dan helikopter untuk melakukan operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan terutama pada lahan gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang hingga kini memiliki titik panas terbanyak di Sumsel.

Armada udara yang dioperasikan untuk mendukung kegiatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di daerah ini seperti helikopter jenis MI 171 yang mampu mengangkut peralatan pengebom air berkapasitas 3,8 ton, dan pesawat Fixwing X-Track.

Kemudian pesawat Cassa untuk melakukan hujan buatan (teknologi modifikasi cuaca/TMC), dan yang baru tiba dua hari terakhir pesawat Rusia jenis amphibi Beriev Be-200 yang memiliki kemampuan melakukan pengeboman air 12 ton, katanya.

Menurut dia, kebakaran hutan dan lahan di provinsi ini belum bisa ditanggulangi dengan baik karena terbatasnya peralatan dan personel, namun dengan kekuatan yang ada terus berupaya melakukan pemadaman melaui operasi darat dan udara.

Kegiatan operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan saat ini gencar dilakukan hingga kabut asap yang mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat benar-benar hilang. 

Sambil menunggu hasil kegiatan operasi darat dan udara pemadaman kebakaran hutan dan lahan, dalam kondisi udara yang masih cukup pekat diselimuti kabut asap, masyarakat yang berada di daerah terdapat banyak titik panas seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin untuk tidak melakukan kegiatan yang dapat memicu terjadinya kebakaran dan diharapkan berpartisipasi melakukan pemadman.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat dalam kondisi udara diselimuti asap dan abu sisa pembakaran agar selalu menggunakan masker atau alat penyaring udara jika melakukan aktivitas di luar ruangan sehingga tidak terhirup udara kotor itu secara langsung, kata Yulizar.