Batan-Unsri Palembang kerja sama olah limbah timah

id batan, unsri, mou, kerja sama, batan jalin kerja sama denga unsri manfaatkan logam tanah jarang, limab industri timah

Batan-Unsri Palembang kerja sama olah limbah timah

Pejabat Batan dan Unsri Palembang foto bareng seusai acara penandatanganan MoU penelitian dan pengembangan iptek. (Foto Antarasumsel.com/15/Yudi Abdullah)

...Batan sejak tahun 2000 bekerja sama dengan Universitas Indonesia dan perguruan tinggi lainnya serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan penelitian dan pengembangan LTJ atau bahan magnet...
Palembang  (ANTARA Sumsel) - Badan Tenaga Nuklir Nasional menjalin kerja sama dengan Universitas Sriwijaya Palembang dalam melakukan penelitian dan pengembangan pemanfaatan limbah industri tambang timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Logam tanah jarang terkandung dalam mineral monasit sebagai limbah industri tambang timah bisa menjadi komoditas ekspor karena dibutuhkan untuk bahan baku penunjang industri elektronika, transportasi, energi, kesehatan dan lainnya, untuk mengolah limbah tersebut mengajak akademisi termasuk dari Universitas Sriwijaya (Unsri) bersama-sama melakukan kajian dan menyiapkan tenaga dalam memanfaatkannya secara optimal, kata Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Prof Djarot Sulistio Wisnubroto seusai acara penandatanganan nota kesepakatan (MoU) penelitian dan pengembangan iptek dengan Unsri di Palembang, Rabu.

Menurut dia, Batan sejak tahun 2000 bekerja sama dengan Universitas Indonesia dan perguruan tinggi lainnya serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan penelitian dan pengembangan LTJ atau bahan magnet.

Adanya jalinan kerja sama dengan Unsri, diharapkan dapat dilakukan penelitian LTJ lebih maksimal dan pengembangan bahan magnet itu untuk kepentingan yang lebih besar, katanya.

Dia menjelaskan, limbah yang mengandung bahan radio aktif itu selama ini terbuang begitu saja, dengan pemanfaatan teknologi dan dukungan para ahli dari berbagai perguruan tinggi diharapkan segara bisa diolah dan dimanfaatkan secara optimal menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi untuk memenuhi kebutuhan industri dalam dan luar negeri.

Berdasarkan data yang dihimpun dari perusahaan tambang PT Timah di Pulau Bangka Belitung, mereka memiliki potensi LTJ sekitar 180 ribu ton, namun hingga kini belum dikelola dan dimanfaatan sebagai sumber penghasilan baru.

Perusahaan tambang timah itu berkeinginan segera menyiapkan industri pengolahan LTJ memanfaatkan limbahnya menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor LTJ atau bahan magnet terbesar di dunia menggantikan posisi Tiongkok yang sejak 2011 mengambil kebijakan mengurangi ekspor LTJ.

Melihat besarnya potensi tersebut, Indonesia dilirik oleh negara produsen elektronika, alat kesehatan, dan kendaraan bermotor seperti Jepang untuk mengolah LTJ menjadi bahan magnet memenuhi kebutuhan bahan baku pendukung industri tersebut, katanya.

Sementara Rektor Unsri Palembang Prof Badia Perizade seusai melakukan penandatangan MoU dengan Batan terkait pemanfaatan LTJ mengatakan, pihaknya memiliki tenaga ahli yang mengembangkan penelitian pemanfaatan limbah industri tambang timah itu.

Kerja sama ini akan dimanfaatkan dengan baik, sehingga tenaga ahli Unsri dapat melakukan penelitian lebih maksimal karena dapat memanfaatkan peralatan yang dimiliki oleh Batan serta hasilnya bisa disinergikan dengan penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari perguruian tinggi lainnya, kata dia pula.