Penurunan suku bunga KUR geliatkan UMKM

id dewan koperasi indonesia, koperasi, ketua dekopin sumsel, Budiarto Marsul, kur, kredit usaha rakyat, ukm, umkm, ikm

Penurunan suku bunga KUR geliatkan UMKM

Ilustrasi - Pelaku UMKM (Foto Antarasumsel.com/Fenny Selly/15/Den)

....Penurunan suku bunga ini telah meningkatkan kemampuan pengembalian kredit pada pelaku usaha kecil dan mikro....
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Penurunan suku bunga Kredit Usaha Rakyat yang dilakukan pemerintah pada Juni lalu dari 22 persen menjadi 12 persen telah menggeliatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Sumatera Selatan, kata Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Sumsel Budiarto Marsul. 

Budiarto Marsul di Palembang, Senin, mengatakan, penurunan suku bunga ini telah meningkatkan kemampuan pengembalian kredit pada pelaku usaha kecil dan mikro.

"Selama ini, para pelaku usaha masih kesulitan untuk mengembalikan kredit karena bunganya cukup besar. Tapi dengan adanya penurunan suku bunga ini, membuat mereka sedikit leluasa, sehingga akan mendorong pengembangan usaha," kata Budiarto.

Ia mengapresiasi langkah pemerintah itu, mengingat saat ini terjadi pelemahan ekonomi akibat krisis ekonomi secara global.

"Masyarakat harus didorong berwirausaha, jadi mereka tidak hanya mengharapkan menjadi pekerja tapi harus menciptakan lapangan kerja. Salah satunya, dengan menjadi pengusaha sektor UMKM," ujar dia.

Dekopin menilai, kebijakan dari tingkat pusat ini sudah sangat membantu para UKM bertahan di tengah pelemahan ekonomi.

Untuk itu, ia mengharapkan pemerintah provinsi juga memberikan dorongan serupa yakni membantu dalam pemasaran produk.

"Sejauh ini saya melihat produk UKM ini hanya dibantu pemasarannya melalui pameran ke pameran. Ada baiknya, pemprov membuat gedung khusus untuk memasarkan produk UKM, karena selain modal, mereka juga terkendala pada pemasaran," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Selatan Ahmad Rizali mengatakan penyerapan dana pinjaman dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di Sumatera Selatan belum maksimal karena sejak dijalankan pada 2008 hanya merealisasikan Rp36 miliar.

Lemahnya penyerapan ini disebabkan para pengusaha UMKM masih enggan mengambil resiko dalam pengembangan usaha.

"Pinjam uang ini, sama saja dengan kewajiban. Artinya, jika meminjam bulan ini maka pada bulan depan sudah muncul kewajiban untuk membayar. Saya melihat, kemampuan untuk membayar ini yang terbilang masih rendah sehingga ada perasaan takut ketika harus meminjam uang ke lembaga resmi," kata Ahmad Rizali.

Menurutnya, kondisi ini sangat disayangkan karena potensi sektor UMKM untuk tumbuh dan berkembang sangat besar jika sudah mendapatkan suntikan modal.

Padahal, ia melanjutkan, pemerintah melalui LPDB mengeluarkan terobosan untuk mengatasi rendahnya kemampuan untuk mengembalikan pinjaman ini dengan hanya memberikan bunga sebesar 7 persen per tahun atau lebih rendah dari perbankan yang masih dua digit.

"Jika dibandingkan perbankan, jelas jauh sekali. Tapi, itu tadi, sektor UMKM ini sulit tumbuh bukan saja karena kurang modal tapi juga SDM-nya terkait jiwa wirausaha," kata dia.