TNI buat sekat bakar panjang dua km

id tni, sekat bakar

TNI buat sekat bakar panjang dua km

Sejumlah prajurit TNI AD berlari sambil mengangkat mesin penyedot air saat akan memadamkan kebakaran lahan gambut di Desa Palm Raya, Ogan Ilir, Sumsel. (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

Palembang (ANTARA Sumsel) - TNI membuat sekat bakar sepanjang dua kilometer dengan lebar 200 di distrik Bagan Tengah, Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, untuk mengurung kepala api yang saat ini masih berkobar di kawasan tersebut.

Danyon Armed 10/Kostrad Letkol Arm Toar Pioh yang dihubungi dari Palembang, Minggu sore, mengatakan sekat bakar itu dibuat untuk memberikan jarak antara lokasi yang sudah terbakar dengan lokasi yang masih dilindungi (belum terbakar).

Sebelumnya, dengan metode serupa telah berhasil memadamkan satu kepala api di Air Sugihan pada tiga hari lalu.

"Lebarnya harus 200 meter lebih, karena jika kurang maka tidak akan efektif, api masih bisa menyeberang. Apalagi saat ini, ada dorongan dari cuaca ekstrem, api bisa berpindah (meloncat) karena dorongan angin," kata dia.

Ia mengatakan, untuk membangun sekat bakar tersebut, dikerahkan 167 personel TNI yang sudah disiagakan lebih dari satu bulan di Posko Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan di areal PT Bumi Andalan Permai.

"Saat ini upaya pemadaman kebakaran di OKI difokuskan di distrik Bagan Tengah, sementara satu titik kepala api lainnya di Air Sugihan sudah bisa dijinakkan," kata dia.

Ia melanjutkan, untuk mengoptimalkan upaya pemadaman ini, TNI bersama unsur TNI dan perusahaan juga membuat embung seperti arahan dari Panglima TNI ketika berkunjung ke lokasi tersebut belum lama ini.

"Embung juga dibuat karena bisa juga untuk menahan pergerakan api, intinya berbagai upaya dilakukan terus, termasuk mengoptimalkan kanal milik perusahaan untuk membuat sekat basah," kata dia.

Kebakaran hutan dan lahan di Air Sugihan, OKI hingga kini belum bisa dipadamkan secara total karena kepala api masih bergerak leluasa menjangkau areal kering lahan gambut.

Setidaknya, 6.000 hektare lahan di Air Sugihan telah terbakar yang meliputi lahan milik perusahaan, hutan konservasi, dan hutan lindung.

Menurut koordinator wilayah penggunaan pesawat bantuan asing Badan Nasional Penanggulangan Bencana Budi Erwanto, pergerakan api di distrik Bagan Tengah itu dalam dua hari ini masuk kategori ekstreem dengan kecepatan mencapai 1 km per jam.

"Bahkan, pergerakannya kepala api saat ini sudah mendekat laut, sudah ke arah sungsang," kata dia.