Harga CPO Sumsel naik

id harga cpo, minyak sawit mentah, sawit, kebun sawit, dinas perkebunan sumsel, benyamin

Harga CPO Sumsel naik

Seorang pekerja memuat bongkahan kelapa sawit keatas mobil truck di pinggir jln raya Palembang-Prabumulih, Sumsel. (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/Den)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Harga minyak sawit mentah di Sumatera Selatan, Selasa, tercatat Rp6.002 per kilogram atau naik dibandingkan kondisi dua pekan sebelumnya hanya Rp5.487 per kg.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Sumatera Selatan Benyamin di Palembang, Selasa, mengatakan harga jual minyak sawit mentah (CPO) di Sumsel memang sejak awal September hingga minggu pertama Oktober 2015 terjadi penurunan.

Namun memasuki minggu kedua Oktober ini harga CPO berangsur naik dari Rp5.487 menjadi Rp6.002 per kg.

Ia menjelaskan naiknya harga CPO tersebut di samping ditentukan hasil rapat bersama antara pihak terkait juga akibat pengaruh pasaran di luar negeri mulai membaik.

Sementara, kata dia, pada rapat rutin itu selain CPO juga ditetapkan harga buah sawit dalam bentuk tandan buah segar (TBS) terjadi kenaikan dibandingkan kondisi dua pekan sebelumnya.

Harga TBS kini ditetapkan Rp1.105 per kg, juga naik signifikan dibanding kondisi dua pekan sebelumnya hanya kisaran Rp977 per kg.

Sementara, M Yamin, petani di Kabupaten Musi Banyuasin mengatakan kondisi harga buah sawit memasuki minggu kedua Oktober ini berangsur naik.

Menurut dia, sebagian petani sawit kenaikan harga buah sawit itu memang merupakan angin segar bagi para petani.

Namun, kata dia, sayangnya para petani sejak dua bulan terakhir sebagian sudah terlanjur membiarkan kebun sawitnya tanpa diolah dan dirawat, karena harga jual tidak sebanding dengan kebutuhan sehari-hari.

Sebagian petani membiarkan kebun sawitnya terbengkalai, dan beralih mencari usaha lain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti bertani menanam palawija termasuk sayuran yang dinilai cepat menghasilkan.

Namun demikian, ia tetap berharap agar harga jual buah sawit terus naik, sehingga para petani akan kembali bergairah mengelola kebun sawitnya yang sudah terlanjur dibiarkan tanpa perawatan.