DPRD Musirawas minta pemerintah serius atasi kebakaran

id kebakaran, kebakaran hutan dan lahan

DPRD Musirawas minta pemerintah serius atasi kebakaran

Prajurit TNI AD memadamkan kebakaran lahan gambut di Desa Palm Raya, Ogan Ilir, Sumsel. (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

Musirawas (ANTARA Sumsel) - DPRD Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, minta pemerintah daerah serius menangani kebakaran hutan dan lahan, sehingga masyarakat tidak dirugikan.

Kebakaran lahan dan hutan di wilayah itu luasnya terus meningkat bahkan merambat ke kebun masyarakat, sedangkan asal api itu diduga dari salah satu perkebunan besar setempat, kata salah seorang Anggota DPRD Musirawas Cahaya Muda, Kamis.

"Kami banyak mendapat laporan masyarakat bahwa kebun mereka terbakar diduga akibat rambatan api dari perkebunan besar sekitar itu, sehingga menghanguskan belasan hektare kebun kelapa sawit petani setempat," ujarnya.

Contohnya, kata dia lahan warga Desa Muara Kati Lama serta Desa Durian Remuk, Kabupaten Musirawas habis terbakar beberapa hari lalu.

Meskipun belum diketahui secara pasti asal api tersebut, namun kuat dugaan dari areal perkebunan PT Argo Kati Lama (AKL) setempat karena sejak pekan lalu kebun perusahaan itu berulang kali terbakar.

Sedangkan lahan yang sudah ditanami kelapa sawit warga setempat berbatasan dengan kebun perusahaan itu, namun tidak berhasil dimatikan meskipun sudah dibantu warga.

Untuk mengatasi kebakaran itu ia mendesak instansi terakit untuk menyikapi serius kasus kebakaran hutan tersebut serta akan memanggil manajemen perusahaan tersebut agar kebakaran kebun masyarakat itu tak terulang lagi.

"Bila tidak ditindak lanjuti maka pemasalahn itu akan dibawa dan dibahas ke Panitia khusus (Pansus) DPRD," tandasnya.

Kepala Dinas Kehutanan Musirawas EC Priskodesi melalui Kabid Perlindungan dan Keamanan Hutan Syarif Hidayat mengatakan belum mendapat laporan dari masyarakat terkait kebakaran tersebut.

Meskipun demikian pihaknya akan menurunkan tim kelapangan dan berupaya memadamkan kobaran api baik di kebun masyarakat maupun perkebunan besar tersebut.

Selama musim kemarau sekarang ini kebakarean hutan tidak hanya terjadi di Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut saja, tapi sudah meluas ke berbagai wilayah kecamatan, ujarnya.

Salah seorang warga Desa Durian Remuk Zairin (37) mengatakan asal api yang menghanguskan lahan yang sudah ditanami karet itu diduga kuat rambata api dari perusahaan besar setempat.

"Kami pernah membantu memadamkan api di kebun perusahaan itu namun tak berhasil karena menggunakan peralatan manual, sedangkan titik api sudah cukup banyak," ujarnya.