Kurs rupiah menguat di Asia didukung peningkatan "selera risiko"

id rupiah menguat, kurs rupiah, rupiah, kurs rupaih menguat di pasar asia

Kurs rupiah menguat di Asia didukung peningkatan "selera risiko"

Uang kertas rupiah pecahan Rp50.000 dan Rp100.000. (Foto Antarasumsel.com/13/Yudi Abdullah)

...Ekspektasi berlanjutnya pelonggaran moneter AS, setidaknya untuk saat ini, terlihat membawa para investor kembali ke pasar negara-negara berkembang pilihan...
Tokyo (Antara/AFP) - Kurs rupiah Indonesia menguat di perdagangan Asia pada Selasa, didukung peningkatan "selera risiko" (risk appetite) menyusul menguatnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda menaikkan suku bunganya setelah data ekonomi AS mengecewakan.
        
Unit Indonesia naik 1,8 persen menjadi 14.233 per dolar setelah pada awal perdagangan menguat sebanyak 2,2 persen.
        
Ekspektasi berlanjutnya pelonggaran moneter AS, setidaknya untuk saat ini, terlihat membawa para investor kembali ke pasar negara-negara berkembang pilihan.
        
"Prospek untuk aset-aset emerging-market (pasar negara berkembang) sekarang positif. Mata uang telah mencapai posisi terendah mereka dan itu akan baik untuk ekuitas," Ang Kok Heng, direktur investasi di Phillip Capital Management Bhd., mengatakan kepada Bloomberg News.
        
Terhadap dolar AS, won Korea Selatan menguat 0,52 persen dari posisi Senin sore.
        
Tetapi dolar Singapura turun 0,38 persen terhadap unit AS, sementara dolar Taiwan turun tipis 0,12 persen.
        
Rupee India hampir datar, sedangkan baht Thailand melemah 0,22 persen.
        
Dolar bertahan terhadap mata uang utama, dibeli 120,45 yen di Tokyo - sedikit berubah dari 120,46 yen di New York pada Senin sore.
        
Euro berdiri di 1,1182 dolar dan 134,71 yen dibandingkan dengan 1,1187 dolar dan 134,77 yen di New York.
        
Data ketenagakerjaan AS buruk yang dirilis pada Jumat telah membujuk banyak pengamat The Fed bahwa bank sentral AS itu akan menunda rencana untuk mengangkat suku bunganya tahun ini.
        
Pandangan itu telah meningkatkan selera investor terhadap risiko, meningkatkan ekuitas internasional dan greenback sementara yen di bawah tekanan.

        
"Cara pasar melihat angka-angka gaji (payroll) AS yang cukup lemah mengurangi kasus untuk tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi, tetapi tidak cukup lemah untuk menunjuk pada ekonomi lebih lemah secara material," Adam Cole, penyiasat valuta asing global  Royal Bank of Canada, yang berbasis di London, mengatakan kepada Bloomberg News.
        
"Mereka positif bagi selera risiko (risk appetite)."
   
Sementara mata uang negara berkembang pilihan naik, optimisme pasar membebani yen, dipandang sebagai unit "safe haven" dengan imbal hasil rendah, yang akan disukai selama masa ketidakpastian pasar keuangan.
        
Mata uang Jepang diperkirakan akan melemah lebih lanjut karena prospek bahwa bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), yang memulai pertemuan dua hari pada Selasa, bisa menawarkan lebih banyak langkah-langkah pelonggaran akhir tahun ini.
       
"Karena ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed didorong kembali, saham-saham dan komoditas-komoditas terlihat mengalami 'rebound' besar dan mengurangi penghindaran risiko," Etsuko Yamashita, kepala ekonom di Sumitomo Mitsui Banking Corp, mengatakan kepada Bloomberg News.
        
"Itu meletakkan dasar untuk membuat lebih mudah untuk yen melemah," dia menambahkan.