Menperin: pemerintah akan serap karet dalam negeri

id karet, karet rakyat

Menperin: pemerintah akan serap karet dalam negeri

Karet petani (Foto Antarasumsel.com/15/E Purmana)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan pemerintah akan menyerap karet dalam negeri melalui sejumlah proyek infrastruktur untuk melindungi petani akibat rendahnya harga jual di pasar ekspor.

"Beberapa rapat sudah dilakukan dengan beberapa kementerian yang intinya bagaimana caranya agar produksi karet bisa terserap juga di dalam negeri, atau tidak semata-mata mengandalkan ekspor," kata Saleh seusai menjadi pembicara utama di seminar bertema "Peluang dan Tantangan Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean" di Palembang, Sabtu.

Pada seminar yang digelar Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya ini, Saleh mengatakan harga karet di pasar internasional menurun tajam sehingga berimbas pada harga di tingkat petani.

Menurutnya, pemerintah telah menunjuk Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan untuk turun tangan dalam penyerapan karet dalam negeri ini.

"Seperti diketahui campuran aspal pembuat jalan membutuhkan karet, demikian juga bantalan di pelabuhan. Pemerintah pun sudah menunjuk kedua kementerian ini untuk memanfaatkan karet dalam negeri," ujar dia.

Ia menambahkan, selain mencari "obat" jangka pendek, pemerintah juga mengambil langkah jangka panjang yakni mendorong pabrik ban Michelin segera merealisasikan rencana investasinya.

"Jika ini jadi, maka karet alam dan karet sintetis dalam negeri akan terserap dengan baik, sehingga akan mengurangi volume ekspor," kata dia.

Kehadiran investor asing untuk membangun hilirasasi karet ini sudah lama dinantikan Sumatera Selatan yang menjadi produsen getah karet terbesar di Indonesia.

Sekretaris Daerah Pemprov Sumsel Mukti Sulaiman dalam kesempatan yang sama mengatakan luas perkebunan karet Sumsel menjadi yang terluas di Indonesia dengan mencapai seribu hektare lebih dengan lebih kurang 400 ribu hektare merupakan perkebunan rakyat.

"Tapi sungguh disayangkan, hingga kini tidak satu pun pabrik ban berdiri di Sumsel. Oleh karena itu, pemprov mengharapkan pemerintah di tingkat pusat mendorong datangnya investor dengan menyediakan infrastruktur yang memadai," kata Mukti.

Harga karet di tingkat petani melorot akibat pengaruh krisis ekonomi global yang berimbas dengan penurunan permintaan di pasar dunia.

Pada 2011, harga karet sempat berada di kisaran Rp25 ribu per kg seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi Tiongkok yakni 9,2 persen.