Singapura gelar pemilu paling kompetitif

id singapura, pemilu, pemilihan umum, pemilihan parlemen, partai, warga singapura

Singapura gelar pemilu paling kompetitif

Ilustrasi (Foto Antarasumsel.com/13/Feny Selly/Aw)

Singapura, (ANTARA/Reuters) - Singapura menggelar pemilihan umum paling kompetitif, Jumat, yang menjadi ujian bagi dominasi politik Partai Aksi Rakyat (PAP) di negara kota yang kaya, bersih dan hijau itu, meskipun partai tersebut bisa dipastikan akan menang.

Pertumbuhan pesat selama bertahun-tahun telah mengubah negara pulau itu menjadi pusat keuangan internasional dengan jalanan mulus dan pusat-pusat perbelanjaan, taman-taman indah, serta standar hidup yang tidak bisa disamai di Asia Tenggara.

Namun keberhasilan itu serta arus masuk pekerja asing mendongkrak harga perumahan naik, transportasi publik padat, dan melebarnya jurang kesejahteraan yang telah memantik kekesalan banyak kalangan di kota, yang menurut survei merupakan salah satu kota termahal di dunia itu.

Partai-partai oposisi berharap bisa mengambil peluang dari kekesalan warga dan bertarung untuk semua 89 kursi di parlemen untuk pertama kalinya sejak kemerdekaan pada 1965.

Menggunakan hak pilih dalam pemilu ini wajib bagi hampir 2,5 juta warga yang sudah memiliki hak pilih.

Partai oposisi memfokuskan kampanyenya pada isu-isu utama terkait pekerjaan, layanan kesehatan dan perumahan.

Hasil sementara pemilu diperkirakan keluar beberapa jam setelah pemngutan suara selesai pada pukul 08.00 malam waktu setempat.

"Saya ingin melihat lebih banyak anggota oposisi di parlemen dari lebih banyak partai," kata seorang pemilih bernama Tan (40) yang merupakan seorang pengacara.

"Saya harap ada cukup banyak anggota oposisi untuk mengisi bangku depan karena kita bisa memiliki menteri bayangan agar bisa secara efektif memberikan alternatif kebijakan."
Pemungutan suara dimulai ditengah kabut asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan di negara tetangga, Indonesia, namun indeks pencemaran udara sudah turun dari "sangat tidak sehat" pada Kamis malam.

Perdana Menteri Lee Hsien Long yang menggunakan hak pilihnya di selatan kota itu bersama istrinya, Ho Ching mengatakan, ia merasa yakin.

"Kami sudah melakukan yang terbaik," kata Lee kepada wartawan. "Ini adalah titik balik utama bagi Singapura."
PAP yang memerintah negara tersebut sejak merdeka, mempunyai dukungan kuat dan akan memenangi sebagian besar kursi parlemen, namun terobosan oposisi akan menantang dominasinya.

"Dalam pemilu ini, kami menunjukkan kartu laporan, kami bangga dengannya," kata Lee dalam kampanye terakhirnya, Rabu.

Suara untuk PAP turun menjadi 60,1 persen dalam pemilu terakhir pada 2011, yang merupakan suara terendah.

Namun, partai itu memegang 79 dari total 87 kursi dalam parlemen.

Partai oposisi utama Partai Pekerja mempunyai tujuh kursi, dan satu kursi lagi kosong yaitu kursi mantan PM Lee Kuan Yew, ayah Lee yang meninggal pada Maret.

PAP berharap rasa patriotisme yang terinspirasi oleh peringatan 50 tahun kemerdekaan tahun ini dan penghormatan bagi almarhum Lee Kuan Yew akan menguntungkan pihaknya. Almarhum Lee mendapat pujian karena kebijakannya yang ramah dengan pasar, namun juga dikritik di dalam maupun luar negeri karena kontrol ketatnya terhadap media, protes massa, serta terhadap lawan-lawan politik.

Sejak 2011, PM Lee melancarkan program asuransi layanan kesehatan bernilai miliaran dolar bagi warga lanjut usia, memperkenalkan langkah pendinginan pasar perumahan, dan mengurangi arus masuk pekerja asing.

Namun pemilu ini digelar saat perekonomian masih fokus pada ketidakpastian yang bermula dari pelemahan ekonomi Tiongkok serta pasar yang goyah.

DBS Bank, pemberi pinjaman terbesar Singapura, pekan ini menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi bagi Singapura menjadi 1,8 persen, di bawah perkiraan resmi pada 2-2,5 persen.

(Uu.SYS/C/S. Haryati)