Pengrajin songket tetap berproduksi kendati rupiah melemah

id songket, pengrajin songket, songket palembang, palembang, disperindag sumsel, permana

Pengrajin songket tetap berproduksi kendati rupiah melemah

Pengrajin songket tetap berproduksi kendati nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah (Foto: antarasumsel.com/ Evan Ervani/15)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Pengrajin songket di Kota Palembang Sumatera Selatan sejak beberapa bulan terakhir tetap berproduksi, kendati naiknya harga bahan baku dampak dari semakin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Kenaikan harga bahan baku tidak menyurutkan para pengrajin kain songket dan tetap berproduksi, dengan menyiasati mengurangi bahan baku impor menggantinya dengan produk lokal, kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Selatan, Permana di Palembang, Selasa.

Dijelaskannya, sejak beberpa bulan terakhir para pengrajin tenun songket sebagian membeli bahan baku lokal menggunakan benang sintetis sebagai alternatif agar produksi tetap terus berjalan.

Kondisi sulit tersebut tidak hanya terjadi pada industri kerajinan songket, tetapi juga dialami sejumlah industri kecil lainnya dengan mengurangi bahan baku impor menggantinya dengan barang lokal.

Menurut Permana, berdasarkan pengakuan sejumlah pengusaha industri kecil dan pengrajin tenun songket, dengan semakin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, sangat berdampak pada naiknya harga bahan baku seperti benang emas dan benang sutera.

Mahalnya harga benang emas dan benang sutra yang mengikuti nilai tukar dolar terhadap rupiah ini, berdampak pada hasil songket juga ikut menyesuaikan harga jual ke konsumen, katanya.

Ia mengatakan, kendati sekarang ini harga jual kain songket naik, namun permintaan konsumen masih cukup tinggi.

"Saya mengimbau kepada para pengrajin songket dan industri kecil lainnya, selama situasi seperti sekarang ini gunakanlah bahan baku produk lokal saja, dan ini adalah jalan keluarnya agar usaha tetap berjalan untuk memenuhi permintaan konsumen," katanya.

Sementara, menurut Kemas M Ali, pengrajin songket bahwa sejak beberapa bulan terakhir ia sudah mengurangi bahan baku impor dari India dan Tiongkok, dan menggantinya dengan produk lokal.

Menurut dia, bahan baku produk lokal kualitasnya tidak kalah dengan yang impor, di samping itu nilai tebusnya jauh lebih murah.

Selanjutnya, Permana menambahkan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar ini dapat dijadikan momen untuk meningkatkan omzet penjualan ke luar negeri, khususnya bagi pengrajin berskala besar.

Ia mencontohkan, pengrajin Kemas M Ali, hingga sekarang masih banyak stok bahan baku benang emas yang dibeli ketika harga masih rendah.

Kondisi demikian, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan omzet penjualan kain songket ke luar negeri, katanya.