Palembang (ANTARA Sumsel) - Kondisi perekonomian Indonesia yang
sedang lesu dengan ditandai menurunnya harga saham justru menjadi saat
yang tepat untuk berinvestasi di pasar modal, kata pejabat Kepala Kantor
Bursa Efek Indonesia Sumatera Selatan Early Saputra.
"Saat ini justru sangat tepat untuk berinvestasi di pasar modal,
baik bagi kalangan pemula atau orang yang sudah memiliki akun (investor)
karena kemampuan keuangan suatu perusahaan akan terlihat dengan jelas
di saat kondisi ekonomi memburuk," kata Early di Palembang, Minggu.
Ia melanjutkan, bagi perusahaan yang harga sahamnya terus turun
maka menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu menghadapi
hantaman gejolak ekonomi.
Tapi, sebaliknya jika ada perusahaan yang tetap bertahan atau harga
sahamnya justru naik maka sejatinya perusahaan itu benar-benar sehat.
"Jadi saat seperti ini, investor pasar modal mendapatkan informasi
yang lebih akurat lagi, tidak sebatas membaca laporan keuangan dan
profil perusahaan tapi dapat langsung mengamati dari pergerakan harga
sahamnya," kata dia.
Ia mengemukakan, cara berinvestasi seperti ini diterapkan Warren
Buffet yang menjadi salah satu investor pasar modal tersukses di Amerika
Serikat yang pernah tercatat sebagai pengusaha terkaya di negara
adidaya tersebut.
"Warren berkata, saat terbaik berinvestasi ketika ada darah di
jalan (demontrasi, kerusuhan). Karena saat itu, saham jatuh sehingga
sangat murah sekali, nanti setelah sepuluh tahun barulah menjadi kaya
raya," kata dia.
Namun, mengedukasi masyarakat untuk berinvestasi dengan cara cedas
ala Warren ini bukan perkara mudah mengingat ketika situasi krisis
justru membuat masyarakat takut berinvestasi.
"Pengaruh psikologisnya besar sekali sehingga masyarakat lebih suka
menyimpan uang dan pengusaha akan memilih `wait and see` begitulah yang
lumrah terjadi," ujar dia.
Menurutnya, kondisi itu terlihat jelas pada saat ini karena terjadi
penurunan transaksi pasar modal untuk investor asal Sumsel yang
berjumlah total 6.000-9.000 orang.
"Pada 27 Agustus tercatat nilai transaksi mencapai sekitar Rp32
miliar, pada pada 29 Agustus berada dikisaran Rp30 miliar. Artinya,
sudah ada gejolak meski belum begitu besar, ke depan BEI akan lebih
gencar lagi mengedukasi masyarakat mengenai cara cedas berinvestasi di
pasar modal," kata dia.
Bursa Efek Indonesia membuka kantor perwakilan di Palembang sejak
awal Agustus 2015 untuk meningkatkan penetrasi pasar modal di daerah
luar Jakarta.
Pada tahun ini, BEI menargetkan penambahan jumlah investor menjadi 10.000 pemilik akun.
Berita Terkait
Korupsi bermodus investasi fiktif, KPK periksa mantan kepala divisi pasar modal PT Taspen
Jumat, 19 April 2024 14:23 Wib
Jokowi-Tony Blair bahas rencana investasi energi di IKN
Kamis, 18 April 2024 15:46 Wib
Ekonom: Ada lonjakan investasi manufaktur pada satu dekade terakhir
Rabu, 17 April 2024 13:09 Wib
Ini kiat dari OJK hindari modus pinjol dan investasi ilegal
Selasa, 2 April 2024 15:24 Wib
Investasi fiktif, KPK panggil eks Dirut Taspen Iqbal Latanro
Selasa, 2 April 2024 13:55 Wib
Ayo alokasikan sebagian THR untuk tabungan dan investasi
Selasa, 26 Maret 2024 15:21 Wib
OJK sebut kerugian akibat investasi bodong capai Rp139,6 triliun sejak 2017
Selasa, 26 Maret 2024 10:28 Wib
BNI Sekuritas sarankan sisihkan dana THR untuk investasi di saham
Senin, 25 Maret 2024 16:32 Wib